27

1.1K 144 1
                                    

Thank you so much buat kalian yang udah meninggalkan jejak di part ini maupun sebelumnya 😊❤

Jangan lupa cek chap sebelumnya, sebelum baca ini ya-! Manatau kelewat hehe 😁

Happy reading ❤

***


Janus mengutuki Awan dan Mika yang malah jalan berdua di depan sana sementara dirinya mendorong troli di belakang. Posisi macam apa ini ? Kenapa Janus seperti babu mereka sekaligus nyamuk.

Janus menggerutu sambil melihat kembali list belanja yang sudah ia catat di memo hapenya. Sudah semua, tinggal mengambil snack untuk stok seminggu ke depan.

"Nus, mau beli daging sapi ga ?"
Tanya Awan, menoleh ke belakang.

"Terserah lo. Gue sih ga begitu suka, tapi kalau lo mau beli aja."

Awan memegang dagunya, berpikir sesaat lalu memutuskan untuk membeli daging. Menyuruh Janus dan Mika menunggunya di dekat meja kasir.

"Mi, mau jelly ga lo ?"

Mika yang awalnya berdiri di depan lemari es krim jadi menghampiri Janus yang berdiri di depan kulkas. Ia menunduk, menatap aneka jelly dingin di dalam kulkas.

"Eum boleh deh. Mayan nyetok"

"Pilih gih. Gue traktir"

Mika mengerjap, "loh kok baik ?"

Janus mencibir, " lo kenal gue berapa lama sih ? Kan gue emang baik"

Mika terkekeh, tak tanggung-tanggung langsung mengambil lima pack jelly dari dalam kulkas.

"Buset buset, ditraktir ngelunjak"

"Gapapa. Pahala lo nambah. Makasii Janus."

"Hadeh untung sayang" gumam Janus pelan.

"Hah lo ngomong apa ?"

"Ga ada. Udah ayo ke kasir"

Mika mengangguk, memasukkan jellynya ke dalam trolly.

"Nus, lo apa ga mau sekalian traktir gue latte"

"Lo nih kerjanya dari dulu minta traktir latte mulu ya"

"Impas dong. Gue waktu esema nraktir lo pilus tiap hari"

Janus berdecak, jadi keinget jaman putih abu-abunya dulu sama Mika. Jajan pilus tiap hari ntar ujung-ujungnya tenggorokan seret terus batuk-batuk. Tapi tetep lanjut, malah ditambah jajan pop es rasa coklat atau durian setiap pulang sekolah.

"Ga ikhlas banget ya lo jajanin gue pilus. 500 rupiah, Mik"

"Bukan ga ikhlas. Tapi itu lima ratus kalau dikumpulin tiap hari kebeli deh sabun cuci muka"

"Cih dasar. Yaudah abis ini mampir ke cafe depan"

Mika tersenyum sumringah, menepuk pundak Janus senang.

KASTARA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang