Alpha mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno Hatta tepat pada pukul sepuluh pagi. Berbeda dari biasanya, jika Alpha dijemput supir maka kali ini ia dijemput oleh Janus.Adiknya itu sudah merencanakannya sejak semalam. Bahkan Janus berkata ia tak menerima penolakan. Karena sesudah ini ada misi penting yang harus mereka lakukan. Misi apa ? Alpha sama sekali tak tau dan dibuat penasaran. Ada saja lah kelakuan adik-adiknya.
"Kamu mau langsung balik ke rumah ?" Alpha bertanya pada Jia yang asik bersenandung di sampingnya.
Jia menggeleng,
"Saya mau jemput harta karun mama saya dulu di kantor""Oh tupperware ya"
"Iya. Saya pulang ke rumah tanpa itu bisa diusir saya. Hehe ga deng canda"
Alpha menggelengkan kepala melihat cengiran lebar Jia. Sekretarisnya ini senang sekali bergurau. Mulutnya juga tak bisa diam, ada saja hal yang dicelotehkannya.
"Yaudah kamu bareng saya saja ke kantor"
"Eh bapak ga langsung pulang ? Capek loh pak. Saya nanti naik taksi aja"
Alpha menggeleng tegas. Ia akan merasa tak enak hati jika membiarkan Jia kembali ke kantor dengan taksi.
"Eh Pak. Pak"
Alpha menatap penuh tanya Jia yang sekarang heboh sendiri sambil nyikut lengan Alpha.
"Ada cowo ganteng. Tuh"
Alpha mengikuti arah telunjuk sekretarisnya itu. Seketika ia mendengus, melihat pemuda dengan kaus putih polos dan celana jens berdiri di depan gerai roti. Penampilannya sederhana tapi auranya yang terlalu bersinar membuat pemuda itu nampak sangat menarik dan memikat mata memandang.
Alpha menggeret kopernya, berjalan mendekati pemuda itu yang asik bermain ponsel sembari menunggu pesanan rotinya mungkin ?
"Loh Bapak , kok malah di samper ? Bapak ga bakalan ngadu ke dia kalo saya bilang dia ganteng kan ?"
Alpha menaikkan sebelah alisnya,
"Kamu ga tau dia siapa ?""Kenapa saya harus tau ?"
"Saya pikir kamu tau. Dia kan famous"
"Masa ? Model ya pak ? "
"Bukan"
"Terus ?"
"WOI BANG ALPHA"
Alpha mendesis, mendelik sinis pada Janus yang malah senyum pepsodent. Tak peduli pada beberapa orang yang memerhatikannya karena berteriak lantang tanpa tahu malu. Oh jangan lupakan juga banyak wanita di sana yang tak berkedip bahkan memekik gemas melihat senyum lebar Janus yang berhasil mencetak dimple nya.
"Dia kenal Bapak ?" Tanya Jia kaget.
Alpha mengangguk sekali."Kiw udah ketemu sama upin ipinnya ?"
Tanya Janus begitu jarak Alpha dengannya tak lebih dari satu meter."Ga ketemu upin ipin. Ketemunya Mail, kan mau bisnis bareng" jawab Alpha tak kalah nyelenehnya.
"Dua singgit.... dua singgit" lafal Janus sambil terkekeh, tak tau saja dia tingkahnya itu membuat beberapa orang yang tak sengaja melihatnya jadi terkekeh gemas.
Alpha merotasikan mata, malas saja menanggapi kerandoman Janus.
"Eh lo sekretarisnya Bang Al ya ?"
Jia mengedipkan mata beberapa kali.
"Alig ganteng pisan ni cowo" batinnya.
Dia bahkan dugun-dugun sendiri ngeliat dimple Janus yang tercetak jelas di pipi pemuda itu. Engga abang, engga adik semuanya teh kaya pahatan dewa yunani. Bener kan adiknya Alpha ? Jia nyimpulin aja sih soalnya kalau diliat-liat mirip juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
KASTARA ✔
Fanfic[ completed ] "Punya adik tiga bikin nyebut semua " -Alpha "Hidup itu dibawa selow aja. Jangan kaya orang susah. Take it easy" - Janus "Macam-macam sama gue = smekdon" -Venus "Gue jadi kaya Boy di sinetron anak jalanan keren kali ya ? Coba ah" -Leo ...