09

1.7K 186 21
                                    

Leo masih melakukan panggilan telepon dengan Leno saat tiba-tiba seorang pemuda asing menghampiri mobilnya sambil memapah Janus yang tak sadarkan diri. Venus juga ikut memapah, walau gadis itu tampak kesusahan  sendiri oleh rambutnya yang beberapa kali menusuk mata karena terelu oleh angin sore.

"Kak, Bang Janus kenapa ?"
Tanya Leo panik sembari membuka pintu mobil bagian belakang.

"Pingsan"

"Ko bisa ?"

"Ga tau. Dah jangan banyak tanya. Kamu jagain Bang Janus di belakang"

Leo mengangguk, lalu masuk ke dalam mobil. Ia menempelkan punggung tangannya ke kening abangnya itu, tidak panas. Abangnya tidak demam. Tapi kenapa bisa sampai pingsan seperti ini.

Ini pertama kalinya bagi Leo melihat Janus pingsan. Janus dikenal sebagai pemuda yang kuat, dia bahkan jarang sakit tak seperti Leo dan Alpha yang jika terkena gerimis saja bisa langsung demam.

Leo sangat khawatir tentu saja. Ia meremat tangan Janus, sambil terus komat-kamit berdoa agar Janus tak apa-apa. Satu hal yang disadari Leo, Janus memang tampak pucat sejak tadi pagi. Ingin bertanya apakah pemuda itu baik-baik saja, tapi lidahnya terlalu kelu. Berakhir ia mengurungkan niatannya itu. Hhh dan Janus malah jatuh pingsan sekarang.

.
.
.
.
.

Begitu tiba di rumah sakit, sudah ada Awan yang menyambut kedatangan mereka bersama beberapa suster, lengkap dengan brankar.

Awan sempat menepuk pundak Venus dan Leo sebelum masuk ke dalam ruangan untuk mengecek keadaan Janus. Ekspresi keduanya tak jauh dari kata-kata gelisah, khawatir, cemas, dan juga sedih.

"Lo minum dulu deh Ven. Gue beliin, mau minum apa ?"

Leo menoleh, melihat pemuda asing yang tadi memapah Janus duduk di samping Venus.

"Ga usah repot-repot, Mars. Nanti gue beli sendiri"

"Engga repot. Yaudah gue beli minum dulu ya"

Mars mengelus pucuk kepala Venus sebentar lalu beralih menatap pemuda jangkung yang Mars yakini sebagai adik Venus.

"Hm dek mau minum apa ?" Tanya Mars canggung.

Leo menatapnya tanpa ekspresi.

"Es krim rasa coklat sama Air putih ya, Bang. Kalo bisa sama nasi padang, hehe"

"LEO" Venus menegur dengan mata membola. Tak habis pikir lagi dengan adiknya itu.

"Abisnya laper kak" Leo mempoutkan bibir seraya mengelus perutnya.

"Gapapa, Ven. Iya nanti dibeliin ya"

Leo terkekeh senang sementara Venus menggelengkan kepala.

"Ga, Mars. Ga usah didengerin dia. Huh dikasih hati minta jantung kamu" Venus mencubit perut Leo yang berdiri di samping kursinya membuat Leo meringis sakit.

"Gapapa. Udah ya, gue pergi dulu"

"makasih ya, Bang Mars"
Kata Leo riang tak peduli tatapan lelah Venus.

"makasih ya, Bang Mars"Kata Leo riang tak peduli tatapan lelah Venus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KASTARA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang