7.😊

6.6K 275 8
                                    

Sepulang dari rumah sakit, Mia tak ingin langsung pulang. Ia mengajak Devin ke taman bermain, kekanak-kanakan bukan? Tapi tak bisa Devin tolak karena Mia terus-menerus beralasan ini keinginan bayi nya.

"Vin, gue mau permen kapas." pinta Mia memelas, dengan bergelayut di tangan Devin.

Tanpa sepatah kata pun Devin pergi begitu saja, Mia hanya tersenyum saat melihat Devin setengah berlari menghampiri pedagang permen kapas. Namun senyuman itu pudar setelah sosok cowok yang sangat familiar bagi mata Mia, Aldo, cowok brengsek  yang meninggalkan nya, tengah berjalan mesra dengan cewek kemarin.

Ada rasa tak suka sekaligus kesal di hati Mia, saat melihat pemandangan yang membuat mata nya sakit.

"Mi." ucap Devin, mengembalikan pikiran nya kembali.

"Hah? Iya mana?" ucapnya. Mia langsung mengambil permen kapas dari tangan Devin.

"Nama nya Aldo?" celetuk Devin, membuat Mia kembali lagi, hanyut dalam rasa amarah nya. "Kenapa suka sama dia?" tanyanya.

"Gak, gue gak suka." sanggah Mia, ia tak ingin membahas cowok menjijikan itu.

"Terus?" ucap Devin menjadi, membuat Mia yang disamping nya langsung beringsut menjauh dari nya, tak lama kemudian Mia menarik tangan Devin entah akan dibawa kemana cowok itu.

"Sayang, aku mau boneka." rengek Mia, Devin masih kurang mengerti, semenit sebelum ia melihat cowok yang ada di samping nya, Aldo.

'Apa dia ingin membalas, bocah ini. Batin Devin, melihat remeh cowok disebelah nya. Aldo yang baru menyadari ada Mia dihadapan nya, tanpak gelagapan, namun fokus Devin beralih pada cewek yang tengah tangan nya terpaut erat dengan tangan Aldo.

"Yang kok diem." ucap Mia lagi, Devin malah diam membisu, masih menyelidik cewek di samping Aldo. "Eh, ada monyet." ucap Mia melirik Aldo, seperti pura-pura kaget.

"Ngapain lo disini?" tanya Difa tak suka.

"Lo pikir taman bermain ini, milik lo apa?!" ketus Mia mendelik kesal. Difa tak diam saja saat merasa ucapan nya dilawan.

"Eh jalang, lo tuh dimana-mana ada yah?" celetuk Difa dengan enteng nya menyebut Mia jalang. Mia mulai terpancing lagi, wajah nya sudah merah padam.

"Dia bukan jalang, dia istri saya." bela Devin dengan wajah dingin nya, ia menarik tangan Mia agar lebih dekat dengan nya. Difa yang baru sadar ada Devin, tersentak kaget. Devin? Sejak kapan dia ada? Batinnya.

"Devin?" ucap Difa tak percaya.

"Ayo pergi." ajak Devin menarik tangan Mia. Difa yang masih kaget dengan hadir nya Devin, membiarkan begitu saja Mia pergi, apa benar ucapan nya tadi? Dia dekat dengan jalang itu? Entah kenapa semua pertanyaan itu bermunculan dalam pikiran nya. "Dif, are you okay?" tanya Aldo, yang menyadarkan lamunan Difa.

__________

Mia senyum-senyum gak jelas sejak perjalanan pulang, hingga sampai apartement, anggap saja gadis itu gila. Rasa nya senang menerima pembelaan Devin, Mia yang awal nya akan marah pada Difa malah jadi luluh dengan ucapan Devin.

"Minum susu nya." ucap Devin, menyodorkan segelas susu coklat kehadapan Mia.

"Makasih ayang." ucap Mia sok imut. Devin merebahkan tubuh nya di atas sofa, seharian ini rasa nya lelah sekali. Ia masih kepikiran hal tadi, Difa yang bersama Aldo mantan pacar Mia. Mia yang merasa ada yang aneh pada Devin langsung turun dari ranjang nya, dan mendekati Devin. Melihat pergerakan Mia, Devin langsung mengubah posisi nya dan duduk.

"Lo kenapa si?" tanya Mia duduk disamping Devin.

"Gak papa." jawab Devin cuek. Mia menyipitkan matanya, ada kebohongang dimata Devin, Mia yakin.

"Vin, Difa mantan lo ya?" tanya Mia, ia ragu menanyakan itu, tapi Mia cukup familiar dengan nama Difa, karena saat pertama kali ke rumah Devin, Mia sudah mendengar nama itu sebelum dari mulut Aldo.

"Oke, gak usah di jawab, lagian gue males bahas cewek sialan itu." ucap Mia.

"Mulut nya minta di sentil?" ucap Devin menatap lekat mata Mia, membuat gadis itu gelagapan salah tingkah.

"Ya maaf, marah banget ya kalau si Difa di sebut gitu, mentang-mentang mantan." ucap Mia kekeh. Membuat Devin rasa nya ingin menyumpel mulut Mia.

"Udah, tidur sana, jangan lupa minum vitamin dulu." ucap Devin. Mia manggut-manggut pesan-pesan suami nya ini terkadang membuat Mia malas.

Setelah minum susu dan vitamin yang Devin suruh, Mia langsung tiduran diatas ranjang nya. "Vin, gak bisa tidur." adu Mia.

"Pejamin aja dulu mata nya, nanti juga tidur." ucap Devin, Mia malah memanyunkan bibir nya tak terima dengan jawaban datar dan dingin Devin, sial selama ini Mia tak pernah menggoda cowok, martabat nya turun ketika kenal Devin. Mia turun lagi dari kasur nya, ia menghampiri Devin dan menarik kaki cowok itu, Mia langsung tidur tepat di atas paha Devin.

"Elusin rambut nya." ucap Mia sambil menarik tangan Devin ke atas kepala nya agar mengelus rambut nya. Devin yang masih kaget dengan aksi cewek itu menganga tak percaya. "Vin, ini bayi nya ya loh yang mau." rengek Mia, lagi-lagi sang bayi kena fitnah.

Devin pun mengelus kepala Mia, hanya mengelus bukan? Kenapa Devin harus ragu. Melihat wajah tenang Mia yang tengah memejamkan mata nya, mengukir sekilas senyuman di wajah Devin, namun hilang setelah Devin mengingat Difa, mantannya.

__________

Hari ini Mia tidak tahu harus apa, karena kuliah nya sudah dicabut oleh Devin.

"Vin, lo gak ke rumah sakit gitu?" tanya Mia heran saat mendapati Devin tengah bergutat dengan alat-alat dapur, alias masak.

"Enggak." jawab Devin singkat. "Udah sarapan, olah raga." ucap Devin sambil mengiris bahan-bahan yang tengah akan ia masak.

"Males ah." bantah Mia sambil selonjoran di sofa, ia memakan snack.

"Gak usah ngebantah." ucap Devin. Mia mengerucutkan bibir nya tak terima. Cewek itu menghampiri Devin yang masih fokus dengan masakan nya. Mia memeluk Devin dari belakang.

"Gak mau, gue capek, pengen diem, gak papa kan?" goda Mia, Devin yakin cewek itu tengah memohon pada nya.

"Mau kamu goda kaya gimana pun, gak akan mempan." desis Devin, ia melepas tangan Mia yang melingkar di perut nya.

"Siapa yang nge goda? Oh..jangan-jangan lo mau gue goda ya?" ucap Mia memyipitkan matanya. Gak di goda aja, ke goda Batin Devin, namun wajah nya masih sama datar, kaya vampire kekurangan darah.

"Gue males olah raga. Gimana kalau kenapa-napa nanti? gimana kalau gue jatuh? Gimana kalau..."

"Olah raga tuh sehat, lagian gue temenin." potong Devin. Cowok itu hanya berbicara pada Mia saja, mana mungkin ia memakai 'lo' gue' pada selain Mia.

Mia makin sebal, selama debat dengan Devin rasa nya ia tak pernah menang, selalu saja kalah. Ah menyebalkan.

Married By Accident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang