Mia tetap terjaga, ia khawatir terjadi apa-apa pada Bian, walaupun dokter bilang Bian sudah baikan. Dan bisa dibawa pulang besok.
Difa dan Devin sudah pulang, karena Difa terus merengek merasa mual jika berada dirumah sakit, dan ingin Devin menemani nya, benar-benar manja.
"Tok..tok.." ucap seseorang diambang pintu, Mia menoleh sebentar, benar saja Arif tengah berdiri disana.
"Ck, Pak Dokter apa kamu tak punya kerjaan lain?" cibir Mia saat Arif menghampiri nya.
"Kalau bisa aku akan berhenti dari rumah sakit, dan fokus menjadi Dokter mu." ucap Arif serius, Mia mendelik kesal. "Apa anak ku akan segera sembuh?" tanya Arif yang langsung mendapat tatapan tajam Mia.
"Bicara seperti itu lagi, aku bersumpah akan mencoreta namu mu dari daftar nama teman." cetus Mia kesal.
"Bagus memang itu yang aku rencanakan, berhenti jadi teman, beralih menjadi pendamping." ucap Arif dengan cengiran nya, Mia berdecih, ia tahu bahwa Arif becanda, dan candaan Arif ini lah yang selalu membuat nya nyaman.
Tak pernah sekalipun ia berpikir, bahwa Arif benar-benar memiliki perasaan padanya.
"Berhenti melamun, nanti setan senang." sentak Arif, membuat Mia mendengkus.
Arif menyentuh kening Bian, memastikan anak yang tengah terlelap tidur itu benar-benar baik saja.
"Bagaimana Pak Dokter, apa anak ku bisa segera pulang?" tanya Mia.
Arif mengangguk. "Kemana Devin?" tanya Arif tiba-tiba.
"Istri manja nya itu ingin ditemani." ucap Mia sedikit kesal. Arif menyungging kan senyum nya, menurut nya eskpresi Mia benar-benar menggemaskan saat ini.
"Ah lalu bagaimana dengan istri yang ini?" ucap Arif mulai lagi. "Apa sudah kedalwarsa?" cibir nya diakhiri dengan kekehan nya.
Mia memukul kepala Arif agak keras, candaan nya benar-benar membuat nya kesal.
"Maaf aku hanya becanda." lirih Arif mode serius.
"Itu penghinaan sialan." desis Mia.
"Ah, apa ayah kandung Bian selalu menjenguk Bian?" tanya Arif.
"Selalu, Bian beruntung, ia sama sekali tak kekurangan kasih sayang. Aldo selalu menomer satukan Bian, bahkan semalam ia berada dijepang, buru-buru ingin pulang, mendengar Bian sakit." tutur Mia, mengingat betapa panik nya Aldo diseberang telepon, saat tahu Bian dirawat sudah tiga hari.
"Mantan mu itu cukup baik, kenapa tidak kembali padanya saja?" ucap Arif enteng.
"Kamu pikir gampang apa? Lagipula aku dengar Aldo sudah tunangan dengan wanita pilihan orang tua nya." ucap Mia. Arif menaikan sebelah alis nya, ia belum puas menggoda Mia.
"Yasudah menikah saja dengan ku."
'Cetak'
Mia menjitak kepalanya, ia tak habis pikir dengan Arif.
"Maka bersiaplah, menjadi duda ditinggal mati." lirih Mia, mendengar itu Arif menjadi diam, ternyata Mia masih memikirkan hal itu.
"Aku Dokter yang hebat, apa kamu tak percaya padaku? Mana mungkin aku membiarkan istri sahabat ku menyerah dengan hidup nya." ucap Arif tak suka dengan ucapan nya, itu terlihat lemah.
"Lambat laun kabar kematian ku, akan sampai juga pada Devin. Dan pada saat itu aku memohon padamu untuk menjaga Bian, walau aku yakin banyak yang menyayangi nya. Tapi tetap saja aku hanya percaya pada mu." tutur Mia, sebenar nya ia juga merasa konyol bicara seperti ini. Namun ia harus mengatakan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married By Accident [END]
Romance"Ngandung anak hasil kondom bocor aja bangga." lontar Difa ia memalingkan wajah nya, seakan jijik melihat Mia. Mia berusaha tenang, ia mengepalkan tangan nya. wajah nya merah padam. plakkk... dan ya, kini tangan Mia sudah mendarat tepat di pipi mul...