29.😊

3.9K 195 44
                                    

Mia berniat membawa makan siang untuk Devin. Karena ia tahu, suami nya tidak sarapan tadi pagi, karena mangantar Mama nya kebandara.

Mia memakai plester untuk menutupi luka nya, ada tiga sayatan di tiga jari nya.

"Kuku gue." Mia menatap jari-jari nya yang tertutup plester, ah, ia sangat suka dengan kuku cantik nya, namun terpaksa ia gunting karena tercukil sedikit tadi disaat masak.

Mia sudah siap dengan paper bag nya. Ia sengaja berdandan modis karena takut Devin akan diejek jika teman-teman nya tahu kalau istri  nya tidak mengurus penampilan.

Mia menitipkan Bian pada Iren, karena sahabatnya yang memaksa padahal jujur Mia takut Bian rewel.

Mama sengaja meninggalkan mobil nya, dia bilang itu untuk Mia, karena telah memberi nya cucu. Mia dengan senang hati menerima pemberian Mama nya. Dengan semangat Mia menuju rumah sakit, sesekali ia bersenandung ria.

"Lo selingkuh aja gue baik Vin, apalagi kagak." lirih Mia, ia memarkirkan mobil nya.

Mia menatap orang-orang yang ada di loby, ia merasa perihatin, pasti mereka kurang tidur karena menunggu keluarga nya yang sakit.

'Brak'

Tubuh Mia terhuyung kebelakang, ia tak bisa menyeimbangkan bobot tubuh nya. Namun sebelum pantat nya duduk di lantai, orang yang menabrak nya dengan cekatan mencekal tangan Mia agar tak jatuh.

"Sial." umpat Mia, ia pikir bokong nya agar sakit.

"Oke, maaf ya." ucap cowok didepan nya.

"Hm, lain kali, mata tuh dipake jangan fokus sama catetan aja. Untung gue yang lo tabrak, bayangin kalau yang lo tabrak tuh pasien cacat, atau buta." cerocos Mia. Ia mendelik tak suka, karena menurut nya dokter didepan nya ini sangat tidak hati-hati, yah dokter karena ia memakai jas yang sama dengan suami nya.

"Iya terima kasih sarannya" ucap sanga dokter membungkuk. Mia hanya mengangguk saat sang dokter akan pergi Mia menahan tangan nya.

"Mm...sorry." Mia melepas cekalan nya. "Anda tahu ruangan Dokter Devin?" tanya Mia. Karena entahlah ia lupa-lupa ingat.

"Jelas saya tahu, silahkan."

Mia mengikuti arahan orang itu, Mia membaca name tag nya.

'M.Arifin, simple banget namanya.' Gumamnya dalam hati. Saat sampai pintu ruangan Devin, Mia segera mengetuk pintu, dan masuk sebelum nya ia berterima kasih pada dokter yang mengantarnya.

"Siang!" tegur Mia, pemandangan nya saat ini sangat menyesak kan memang, karena suami nya tengah makan dengan Difa. "Apa aku datang diwaktu yang salah?" tanya Mia. Devin menelan saliva nya susah payah, ia yakin Mia dan Difa akan tempur kembali jika tidak dipisahkan segera.

"Ngapain lo kesini?" tanya Difa. Mia tersenyum miring, bukankah yang pantas bertanya itu dirinya, karena disini ia istri sah.

"Ada tong sampah?" Mia menatap sekitar ruangan, ia menemukan tong sampah dibelakang meja Devin. Tanpa pikir panjang Mia membuang makanan yang ia buat ke tong sampah, mubadzir, tapi untuk apa juga, orang yang diharapkan memakannya pun sudah makan dengan selingkuhan nya. "Lain kali, kalau gue dateng, gue harus nelpon dulu kayak nya, soal nya nanti masakan gue kebuang lagi." ucap Mia lalu menghampiri Devin, ia duduk tepat dihadapan Devin dan Difa.

"Kok gak diterusin makannya?" tanya Mia ia menopang dagu nya dimeja.

"Lo ganggu." sinis Difa, Mia hanya mangut-mangut gak jelas. Devin hanya diam membisu, ia pusing akan membela siapa.

Mia mengeluarkan ponsel nya, ia memotret Difa dan Devin yang duduk dengan mesra nya, karena Difa bergelayut manja ditangan Devin.

"Ngapain lo foto kita?hah!" tanya Difa tak terima.

Married By Accident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang