45😑

8.5K 237 30
                                    

Tidak ada yang lebih buruk, selain kamu harus memilih, orang yang kamu cintai atau malaikat tak berdosa

_Arif_

____________

Kini usia kandungan Mia sudah sembilan bulan, menurut perhitungan medis, Mia akan melahirkan sekitar minggu depan.

Mia tak pernah sekalipun melewatkan kontrol nya. Dan selalu saja tak ada yang bisa menenangkan nya, setiap Dokter memberi tahu hasil kontrol nya, Mia akan susah tidur.

Karena ia selalu berpikir apakah esok ia masih bisa melihat Bian, apa besok ia masih bisa memandikan Bian, atau mungkin esok ia akan pergi meninggalkan buah hati nya.

"Pilihlah anak ku nanti." ucap Mia lirih. Arif mendongak kan kepalanya.

"Apa kamu tega meninggalkan Bian?" tanya Arif. Mia menunduk Arif benar, ibu macam apa Mia, yang tega meninggalkan anaknya. Namun ia juga tak ingin melenyapkan anak yang belum lahir, ia juga tak rela sesuatu pemberian berharga dari Devin harus lenyap.

Walau mungkin Devin takan tahu bahwa ia benar-benar mengandung anak nya. Ia percaya Arif akan sangat baik mengurus Bian, ia akan menjadi ayah yang baik untuk Bian.

Surat perceraian yang Devin kirim masih belum ia tanda tangani, itu sungguh menyakitkan, walau hanya sekedar melihat nya saja, sudah menusuk hati Mia.

"Mi, Bian sangat membutuhkan mu saat ini." ucap Arif, membuyarkan segala lamunan Mia.

"Tapi dia punya kamu, aku percaya padamu, dia juga punya ayah, bahkan mungkin ia akan memiliki tiga ayah, jika Devin masih sudi menganggapnya anak." ucap Mia sendu.

"Satu ibu lebih baik dari tiga ayah sekaligus." ucap Arif.

"Lalu bagaimana dengan anak ku, yang bahkan belum melihat dunia ini? Bahkan aku rela menahan sakit mengandung sembilan bulan." ucap Mia.

Oke Arif diam, apapun itu ia akan lakukan meski berat, mungkin ia takan melihat kedua bola mata itu lagi, kedua mata yang indah dengan warna gelap.

Mia sosok wanita kuat baginya, jika saja Arif berada diposisi Mia, mungkin saja ia sudah lenyap dari dunia ini, karena tak sanggup untuk menjalani nya.

"Apa kamu pernah memikirkan aku, sedikit saja Mi, hanya sedikit?" tanya Arif ragu.

"Kamu mungkin lelaki terbaik, menurutku hanya satu dari seribu lelaki seperti mu. Namun Devin telah menguasai ku, bahkan pikiran ku, setiap hari atau mungkin jam, hanya lelaki itu yang terus saja menggentayangi pikiran ku."

Percayalah, cinta sepihak itu menyakitkan. Seperti Arif, ia  berharap pada seseorang yang bahkan ia tahu bahwa wanita itu takan pernah membalas perasaan nya.

"Maaf." lirih Mia. Arif masih menunduk.

"Tapi percayalah, kamu tetap lelaki pertama yang selalu aku harapkan kehadiran nya." ucap Mia, senyuman terukir manis pada wajah Arif. "Karena hanya kamu yang selalu mempercayai ku." lanjutnya.

Arif mengelus wajah pucat Mia, wajah itu mungkin saja tak bisa ia lihat lagi.

"Berusaha lah untuk bertahan Mi." lirih Arif. Tangan nya bergetar, ia benar-benar tak sanggup jika harus kehilangan Mia.

Married By Accident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang