Devin mengelus pucuk kepala Difa yang tengah terlelap tidur, gadis ini memang akan datang setiap hari kerumah sakit saat jam istirahat, Difa menemani Devin makan siang, dan terkadang Difa juga sampai tertidur menunggu Devin yang tengah sibuk dengan tumpukan kertas rekap kesehatan pasien.
"Kamu kenapa kembali, disaat aku sama orang lain Fa." lirih Devin. "Kamu gak salah, cuman waktu aja yang gak tepat." ucapnya. Devin masih setia memandang wajah Difa, yang tertidur dengan tangan dilipat dimeja tepat berhadapan dengan Devin, dan disampin foto Mia yang ada dimeja.
Difa merasa tidur nya terusik ia mengerjapkan matanya, mengucek matanya agar segera sadar kealam nyata.
"Sayang kok, gak dibangunin." ketus Difa, ia merasa terkhianati.
"Habis nya kamu tidur nyenyak banget si." ucap Devin lembut.
"Tapi kan kamu bisa, bangunin aku." ucap Difa manja.
"Udah sekarang kalau kamu masih ngantuk pindah tidur disofa." titah Devin. Difa memanyunkan bibir nya, namun matany beralih pada foto Mia.
"Sayang, kok kamu pasang foto cewek itu lagi si." ucap Difa risih, Devin langsung melihat pusat perhatian Difa sekarang.
"Tapi diakan istri aku Fa. Lagian ini cuman foto." sahut Devin.
"Aku gak mau, pokok nya besok disini harus foto aku." ucap Difa dengan nada yang manja nya, dan jangan lupakan wajah nya yang diimut-imutkan agar Devin luluh.
"Nanti diganti." ucap Devin final, Difa langsung mencium pipi Devin, ia tertawa senang.
"Jadi makin sayang deh." ucapnya, lalu duduk disofa.
Devin diam menatap foto Mia, disana Mia tersenyum lebar, sambil memegang ayam goreng, buatan Devin saat Mia ngidam waktu itu.
Tak lama Devin langsung membuang foto beserta figura nya ke tong sampah, ia tak mau membuat Difa kecewa karena tak menuruti apa yang tunangan nya bilang.
___________
Mia menatap dapur nya yang hancur, berantakan. Dan teman-teman nya yang tepar karena sudah kewalahan menghabiskan makanan.
Berbeda dengan Iren, cewek kalem ini malah duduk manis sambil menyeruput kuah sop.
"Gila perut gue, kayak hamil delapan bulan. Jadi gede anjir." racau Sofi meratapi perut nya yang membesat akibat menampung terlalu banyak lemak makanan.
"Cih, gimana mau body bagus, hoby aja gue makan." ucap Nazla, ikut prustasi.
"Kalau lakik gue balik, bisa dapet siraman rohani gue." ucap Mia kesal.
"Lagian Devin baik. Dia gak bakal marah." ucap Sofi.
"Setiap ngomongin lakik lo, gue jadi pengen punya suami kayak Devin yang baik." ucap Ocha.
"Iyalah, dia baik. Makanya cari cowok tuh yang baik, yang ganteng, pinter, setia pastinya." ungkap Mia bangga dengan senyuman khas nya.
"Iri gue." sahut Sibni.
"Gak ada dua nya pokok nya, Devin terbaik, gak akan nemun deh lo pada cowok kayak dia. Dah langka." Mia mendeskripsikan Devin dengan antusias, segingga itu benar-benar teman-teman nya iri.
"Lepas topeng lo, hancur sudah harapan mereka." gumam Iren, ia yakin senyuman sahabatnya itu palsu. Cih, rasanya ingin sekali membanting teman nya yang lain, yang terus bertanya tentang Devin, apa segitu bodoh nya mereka sampai percaya dengan senyuman konyol itu, namun Iren cukup diam, ia pun tak bisa apa-apa selain diam.
"Kalau Devin selingkuh lo mau apa Mi?"
"Maksud lo nanya gitu apaan?" ketus Iren menyahuti pertanyaan Sofi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married By Accident [END]
Любовные романы"Ngandung anak hasil kondom bocor aja bangga." lontar Difa ia memalingkan wajah nya, seakan jijik melihat Mia. Mia berusaha tenang, ia mengepalkan tangan nya. wajah nya merah padam. plakkk... dan ya, kini tangan Mia sudah mendarat tepat di pipi mul...