24.😊

4.3K 189 6
                                    

Mia sudah bisa kembali, begitupun dengan Albian. Devin membawa mereka ketempat baru, entahlan Mia hanya mengikuti apa yang Devin katakan. Alhasil mereka pindah, ini rumah Devin yang baru saja selesai sebulan yang lalu.

Devin juga menyewa seorang pembantu untuk membantu Mia.

"Rumah nya kegedean." Mia berucap dengan mata yang menatap interior rumah baru nya.

"Kamu gak suka?" tanya Devin, ia tengah membereskan barang-barang.

"Bukan nya gak suka, tapi gimana kalau ada setan nya, lagian kita kan cuman berempat, itupun kamu suka gak ada." jelas Mia. Pikirkan saja rumah yang akan ia tempati sangat besar, sedangkan yang akan tinggal hanya Mia, Bi Titin, Devin, dan Albian, itupun Bian masih bayi toh.

"Gak ada Mia, lagian setan takut sama manusia." ucap Devin heran dengan pemikiran Mia.

Mia masih belum bisa bergerak jadi ia diam saja disofa membiarkan Devin kelelahan membereskan barang-barang pindahan, ah lagipula dibantu oleh tukang.

"Vin, nanti besok kamu beli baju ya buat Bian." ucap Mia, ia membenarkan posisi nya yang tengah menggendong Albian yang tertidur dengan tenang.

"Iya, tapi bukannya waktu itu kamu belanja." ucap Devin.

"Iya, tapi semua baju nya buat cewek." ucap Mia. Devin hanya mengangguk ia tak ingin bertanya lagi, apalagi nada bicara Mia sudah meninggi, sebenarnya ia heran bukankah ia belanja saat jenis kelamin Bian sudah jelas.

"Udah ah, aku mau ke kamar, diatas kan." Mia bangkit dari duduk nya, jujur saat ia berdiri perut nya gak nyeri.

"Sini Bian biar aku yang gendong." Devin mengambil alih Bian, dengan hati-hati ia berjalan dibelakang Mia, berjaga-jaga takut Mia terjatuh atau apalah yang tak ia inginkan.

Saat sampai dikamar, Mia merasa tak beda jauh dengan kamar nya yang lama, mungkin Devin sengaja menata nya agar sama dengan yang dulu.

"Yaudah kamu istirahat, aku mau kebawah lanjutin beresin barang."

Mia hanya mengangguk dan merebahkan tubuhnya, ia sangat kesulitan untuk bergerak, ternyata melahirkan tak segampang yang ia pikirkan.

Ngomong-ngomong, Mia belum melihat wajah lelaki brengsek yang tak lain adalah ayah Bian, semenjak ia lahiran. Apa Aldo tak ingin melihat anaknya, ah entahlah Mia tak peduli.

Mia membuka ponsel nya, tertera dilayar ada pesan masuk, dari nomer yang tak dikenal.

08******

Makasih udah berbagi.

Mia mengerutkan kening nya, berbagi? Apa ini pesan dari pengemis dijalan tadi pas pulang dari rumah sakit, tapi tidak mungkin, pikirnya.

Anda

?

08******

Saingan lo😏

Anda

Oh pemulung, gue kira
Pengemis pinggir jalan.

Setelah membalas pesan tersebut, Mia langsung me non aktifkan kan ponsel nya.

"Cih, saingan? Gue bakal kasih tahu lo, kalau gue gak sebanding sama lo, sialan." Mia berdecih, ia sudah tahu dari siapa itu, siapa lagi kalau bukan Difa.

Mia sudah menyusun rencana, ia akan mulai bekerja, bodo amat dengan pendidikan nya yang hanya tamatan SMK. bahkan Mia sudah melupakan cita-cita nya, semua itu sudah Mia lupakan jauh sebelum Bian menjadi embrio.

Married By Accident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang