5.😊

8K 337 19
                                    


Mia berpikir keras harus apa ia saat ini, pindahan nya ke apartement Devin sangat mendadak, jadi tidak ada persiapan sama sekali.

Mia hanya bisa main ponsel nya, karena Devin melarang nya kemana pun ia pergi.

"Sial, punya laki otak geser banget." gerutu Mia.
Tanpa pikir panjang, dan ia juga lapar Mia segera ke dapur. Dapur nya cukup tertata rapih bagi dapur seorang cowok.

Mia manggut-manggut gak jelas, ia membuka kulkas dan ada selembar kertas yang menempel di pintu nya.

'Jangan minum yang bersoda, minum susu kalau mau, terus makan buah-buahan lebih bagus, sudah di hitung ada berapa jenis makanan di dalam, kalau berkurang lihat aja.'

Mia melotot tak percaya, Devin menulis note lagi. Sungguh tak masuk akal, di pikir Mia apaan. Bukan Mia namanya kalau nurut, ia membuka kulkas dan mengambil bahan-bahan untuk membuat sushi.

Mia merogoh ponsel nya dan memutar lagu given taken milik boyband korea. Dengan volume yang tinggi. Sambil membasuh ikan nya, Mia joget-joget gak jelas, kaya nya dia emang gak sadar diri lagi hamil. Terdengar ada seseorang yang menekan bel, Mia yakin itu Devin, segera ia mematikan musik nya takut kena amuk juga.

"Welcome my hus..."

Ucapanya tergantung saat melihat siapa orang di balik pintu. Wajah Mia merah nahan malu.

"Mmm..Kakak nya Devin kan, e..ayo kak masuk." ucap Mia membiarkan Cici nya Devin masuk.

"Devin belum pulang?" tanya Cici, Mia menggeleng, ia membawa segelas air putih buat Cici nya Devin.

"Belum Kak, mm...ini minum dulu, maaf cuman air putih." ucap Mia gugup.

Cici nya Devin, hanya mengangguk. Ia menghela napas nya membuat Mia semakin gugup saja. Hening, Mia tak ingin membuka obrolan ia terlalu takut. Si dugong kok belum balik-balik si. Batin Mia.

Mia sudah menghubungi Devin berkali-kali, tapi cowok itu tak kunjung menjawab. Pesan-pesan yang Mia kirim pun tak Devin balas atau bahkan di baca padahal centang dua.

"Mi." ucap Cici membuat Mia kaget.

"E..iya?" ucap Mia.

"Gimana, kamu udah pergi ke dokter?" tanya Cici.

"Mmm...belum kak, lagian Devin juga..."

"Belum? Keparat emang si Devin, dia gak merhatiin kamu? Atau gimana? Gak papa biar Cici yang ngomong, dasar curut sialan." ucap Cici.

Lah kenapa koar-koar dah. Batin Mia, Mia tersenyum canggung menanggapi ucapan Cici nya. Tak lama kemudian sosok yang di tunggu-tunggu pun datang dengan santai nya berjalan bak gak ada siapa-siapa.

"Assalamualaikum." ucap Devin dan duduk di samping Mia.

Mia dengan sok anggun nya, menyalami Devin dan tersenyum manis. "Kamu pasti capek." ucap Mia mengelus tangan Devin, akting yang cukup mulus.

Devin brigidig ngeri dengan kelakuan Mia yang sok imut depan Cici nya. "Ngapain kesini?" ketus Devin, males juga menghadapi Cici nya yang super bawel.

"Emang gak boleh?hah!" ucap Cici nya mulai ngegas.

"Enggak juga." ucap Devin cuek.

"Vin, lo kok bisa si, belum bawa Mia ke dokter, gimana kalau kenapa-napa?" tanya Cici.

Devin menghela napas nya, hari ini ia lelah, apa dia juga harus debat hari ini, Devin berdo'a agar debat nya gak panjang.

"Ci, Devin tuh dokter, kalau ada apa-apa juga pasti tahu." bantah Devin, mendelik kesal, Mia yang ada di samping nya hanya menahan tawa, rasa nya enak juga jadi istri Devin.

"Ya gak gitu juga Vin, jangan mentang-mentang dokter sok tahu. Oh ya jangan pulang malem-malem juga kasihan Mia pasti nungguin dari tadi, jadi cowok gak ada pengertian nya banget." cerocos Cici nya. Membuat kepala Devin sakit saja mendengar nya.

"Ci, mending pulang sana." usir Devin kesal, ia menarik tangan Cici nya agar pergi, adik not akhlak emang.

Cici nya melotot, untung mata nya gak keluar juga. Tapi ia cukup sadar diri. "Oke, Cici pergi, tapi inget Vin, kalau ada apa-apa hubungin Cici." ucap Cici nya akhir, dan pergi keluar takut juga mengganggu adik nya.

Setelah Cici nya pergi, Devin duduk lagi, dan meminum air yang ada di meja, yang belum sempat Cici nya minum.

"Lagi ngapain?" tanya Devin mengagetkan Mia yang tengah menaruh nasi di atas nori. "Mi, bisa gak? Makan, makanan tuh yang sehat." omel Devin, saat melihat apa yang dilakukan Mia, Sudah Mia tebak cowok itu akan koar-koar.

"Tapi gue mau Vin." rengek Mia memohon.

"Pada masa kehamilan, tidak dianjurkan jika ibu hamil  mengonsumsi sushi yang berasal dari ikan. Pasalnya, kemungkinan ikan besar akan mengandung lebih banyak zat merkuri. Merkuri adalah zat kimia hasil pembuangan pembakaran, pertanian dan limbah pabrik yang dilakukan oleh manusia." ceramah Devin, Mia melongo 'gila dokter asli nih' batin nya. "Ngerti." lanjut Devin penuh penekanan.

Devin langsung membersihkan semua bahan-bahan sushi itu, dan membuang nya.

"Mubazdir dong Vin." ucap Mia. Namun cowok itu seakan tuli tak mau mendengar ucapan Mia. Devin langsung masuk ke kamar tanpa peduli lagi dengan rengekan Mia, yang terus-menerus ingin sushi.

Mia menyusul Devin, ia mengerucutkan bibir nya. "Vin, lo galak banget si." ucap Mia berdecak di depan Devin.

"Mau makan apa? Asal yang sehat." ucap Devin.

Mia tersenyum dan langsung memeluk Devin dari belakang. "Makasih suami." ucapnya.

Devin diam, tubuh nya kaku. Mia dengan tiba-tiba memeluk nya, membuat Devin mati kutu.

"Mau, ayam aja gimana?" tanya Mia dan melepas pelukan nya.

"Boleh." ucap Devin singkat. Mia meninjukan tangan nya ke atas merasa senang.

Devin yang tak kenal lelah, langsung balik lagi ke dapur dan memakai celemek. Demi Mia yang ingin ayam goreng. Mia terus menatap Devin tanpa henti, ia duduk di atas meja dekat wastafel, Devin sudah melarang nya namun tetap saja ia duduk diatas sana.

"Yang..ayang..ganteng banget ya kalau lagi masak." goda Mia, ia tertawa kecil saat melihat pipi Devin seperti anak cewek yang tengah di goda. "Ayang ih." lanjutnya.

"Bisa diem gak Mi?" ucap Devin, yang masih fokus dengan ayam-ayam nya.

Mia hanya tertawa renyah, rasanya bangga juga punya Devin, lain kali ia akan pamer suami nya pada teman-teman camling nya.

"Nih." ucap Devin ia menghidangkan ayam goreng nya, di meja makan.

"Bantu turun." ucap Mia merajuk, ia melentangkan tangan nya. Devin menghampiri nya dan membantu Mia turun.

"Makasih." ucap Mia, dan duduk siap menyantap ayam keinginan nya. "Temenin." ucap Mia manja, menahan tangan Devin yang akan kembali ke kamar.

Mia mengambil ponsel nya, dan langsung membuka camera di ponsel nya.

Cekrek...

Ia memotret ayam goreng buatan Devin, Devin hanya geleng-geleng melihat kelakuan Mia.

"Harus ya di foto dulu?" tanya Devin.

"Harus lah." Mia nyengir.

Mia langsung menyambar ayam nya, tanpa menawari Devin sedikit pun. Tapi Devin tak menghiraukan nya, ia malah main ponsel nya.

"Besok gak usah kuliah." ucap Devin datar, masih sibuk dengan ponsel nya.

"Lah kenapa?" tanya Mia, mulut nya penut dengan daging ayam.

"Berhenti kuliah aja dulu." ucap Devin tidak ada niatan menjawab pertanyaan Mia.

"Gak!" tolak Mia tak terima.

"Mi, kali ini aja nurut. Gimana kalau bayi nya kenapa-napa?" ucap Devin. Mia menunduk ia tampak berpikir.

"Gak ada hubungan nya tahu gak?!" ucap Mia volume bicara nya naik. Ia sudah tidak ada mood lagi untuk melanjutkan makannya. Mia langsung pergi ke kamar, rasa nya kesal juga setiap kali ngobrol sama Devin. Cowok itu gak pernah mengalah untuk nya.











Married By Accident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang