Mia tidak pulang ke rumah, Dokter Meysi menyuruh nya untuk istirahat dulu, oleh karena itu ia menghubungi Iren menitipkan Bian, untuk menginap di apartement sahabatnya itu.
Perut Mia lumayan sakit, ini rasa nya seperti ditusuk-tusuk. Ia menatap langit-langit rumah sakit, merenungkan nasib pernikahannya, yang sudah rusak, tak berbentuk lagi.
'Ceklek'
Suara knop pintu dibuka, Mia mengalihkan perhatiannya, ia melihat Arif yang siang tadi menolong nya, ia tak menyangka jika Dokter Arif mengenal nya.
"Apa masih sakit?" tanya Arif.
"Lumayan." lirih Mia.
Hanya hening, Arif tak bertanya lagi, Mia enggan untuk membuka percakapan, semenjak ia tahu kalau Arif itu teman dari suami nya, entahlah ia menjadi enggan.
"Kamu sudah menghubungi Devin?" tanya Arif ia membuka suara.
"Belum, mungkin tidak akan." ucap Mia datar, Arif menghela napas nya berat. Ia merasa prihatin dengan wanita dihadapan nya. Apa kurang nya Mia? Wanita ini tak kalah cantik, bahkan Mia sangat sabar menghadapi Devin. Walau Mia tak menampakan kesedihan nya didepan orang lain, namun Arif yakin, Mia sangat rapuh. Ia butuh seseorang untuk sandaran.
"Apa Devin begitu parah?" tanya Arif. "Maaf jika lancang, saya memang tahu permasalahan antara kalian." lanjutnya. Mia menatap Arif sebentar, lalu mengalihkan pandangan nya lagi.
"Tidak." ucap Mia dingin. "Ia hanya lupa jalan pulang." lanjutnya.
"Jika sudah lelah, jangan terlalu dipaksakan, itu akan semakin menggerogoti hati. Sakit nya akan semakin dalam." ucap Arif, ia serius dengan ucapan nya, walau dia sahabat Devin, namun tetap saja saat melihat Mia secara langsung, ia menyesal pernah menyuruh Devin meninggalkan Mia waktu dulu.
"Tentu saja, aku gak sebodoh itu, untuk terus bertahan. Apa aku terlihat sangat jelek, sehingga tak mampu mencari lelaki yang lebih baik?" ucap Mia, ia hanya melontar kan semua yang ada dipikirannya.
"Oke. Selamat istirahat, saya ada kerjaan lain. Selamat malam." pamit Arif. Mia terdenyum kecut, apa segitu terlihat menderita nya dia, sampai orang lain dapat melihat kesedihannya.
Ia tak ingin dikasihani, Mia harus membuat topeng setebal mungkin, ia tak boleh tampil memprihatinkan.
"Ah, apa segitu tak peduli nya ia padaku." gumam Mia, sebelum ia memejamkan matanya.
________
Siang ini Mia sudah bisa pulang, dengan buru-buru ia siap-siap pulang.
"Terima kasih Doker Meysi." ucap Mia, ia pernah diperiksa kandungan pada Dokter Meysi, jadi mereka lumayan agak akrab.
"Tentu, jangan terlalu melakukan hal berat, atau luka nya akan kembali terbuka, itu belum kering pasti." ucap Dokter Meysi. Mia mengangguk dan ia segera pergi. Awal nya Mia pikir ia perlu berterima kasih pada Arif, namun ia urungkan karena ucap resepsionis Arif tengah ada jadwal operasi.
Saat Mia keluar, ia melihat mobil Devin yang terparkir tak jauh dari mobil nya, sebelum Devin melihat nya Mia buru-buru masuk, ini rahasia nya, ia tak ingin Devin memandangnya lemah jika cowok itu tahu Mia dirawat. Arif pun dilarang memberi tahu Devin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married By Accident [END]
Romance"Ngandung anak hasil kondom bocor aja bangga." lontar Difa ia memalingkan wajah nya, seakan jijik melihat Mia. Mia berusaha tenang, ia mengepalkan tangan nya. wajah nya merah padam. plakkk... dan ya, kini tangan Mia sudah mendarat tepat di pipi mul...