Dibersamai oleh pemerintah daerah setempat di kota X yang menjadi lokasi rekonstruksi pemukiman bencana tsunami, tim lapangan Chandra mulai berkordinasi dengan warga setempat. Rapat pendahuluan dengan perwakilan pemerintah daerah dan warga setempat dilaksanakan di balai kecamatan tak jauh dari lokasi.
Dalam agenda tim lapangan Chandra, mereka merencanakan kegiatan rekonstruksi akan dilaksanakan bulan depan setelah semua alat, bahan dan persiapan lengkap. Warga diminta untuk ikut andil sesuai dengan peran yang sudah direncanakan oleh tim lapangan. Program rekonstruksi ini tentu saja mendapat apresiasi positif baik dari pemerintah daerah setempat maupun warga lokal. Sebuah harapan dalam pemenuhan kebutuhan papan yang lebih baik terpancar dari senyuman penuh semangat warga setempat.
Tara berkali-kali mendapatkan ucapan terima kasih dari pemerintah daerah kota X maupun warha lokal, karena menjadi donatur tunggal untuk proyek amal ini. Ia merasa canggung mendapatkan ucapan terima kasih itu, yang baginya berlebihan. Dana yang ia keluarkan bukan milik pribadi tapi milik perusahaan. Ia merasa tak pantas mendapat apresiasi seperti itu. Berkali-kali ia menjelaskan jika dana itu dikeluarkan oleh perusahaan tempat ia bekerja.
Sejauh pengalamannya mengelola dana CSR perusahaannya, terjun ke lapangan seperti saat ini memang baru pertama kali ia lakukan. Namun pengalaman pertama ini memberikannya pandangan baru tentang perasaan senang yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Melihat bagaimana senyuman harapan di wajah-wajah para warga korban bencana dan antusias mereka melihat secercah harapan yang masih jauh di depan mata, membuat Tara sadar, mungkin rasa seperti inilah yang membuat Chandra rela mengorbankan waktu, harta dan tenaganya untuk membantu orang-orang yang kesulitan.
"Baik, terima kasih atas kehadiran Pak Camat dan bapak ibu warga sekalian, untuk kordinasi pendahuluan siang ini. Selanjutnya selama satu minggu ke depan tim kami nanti akan memberikan instruksi teknis lapangan untuk kegiatan pembangunan nanti. Saya akan menyerahkan tugas ini kepada ketua tim lapangan kami," ujar Chandra dengan senyuman hangatnya. Kemudian Hanhan, sebagai ketua tim mengambil alih posisi Chandra.
Tak lama Chandra dan Tara serta pimpinan pemerintah daerah setempat lebih dulu berpamitan meninggalkan balai kecamatan tersebut, berkordinasi hal-hal administrasi lain di ruang kerja Pak Camat.
***
Tara merasakan getaran panjang dari ponsel di sakunya, ia menghentikan sejenak kegiatan makan sorenya. Panggilan dari Evan, ia kemudian pamit kepada Chandra yang saat ini sedang duduk di hadapannya, menikmati sajian makan sore juga.
'Mas, rapat direksi besok lusa mendadak dipercepat jadwalnya. Besok pagi jam 10,' kabar Evan di seberang sana.
'Kamu saja yang hadir. Aku masih ada jadwal disini sampai besok siang,' jawab Tara santai.
'Gak bisa mas, salah satu agendanya membahas proyek rekonstruksi dan pengembangan kawasan rendah karbon. Mas lebih paham isinya dibanding saya,' bujuk Evan.
Tara mendesah malas mendengar hal tersebut, 'Yaudah, urus perubahan jadwal tiket pesawat jadi malam ini.'
Setelah menutup percakapan dengan Evan, Tara kembali ke meja makan.
"Oya mas, saya mendadak harus kembali ke Jakarta malam ini. Jadi gak bisa ikut bergabung melaut nanti," ujar Tara pada Chandra.
Sebelumnya Chandra memang mengajak Tara untuk ikut melaut bersama para nelayan. Kebiasaan yang sering kali dilakukan Chandra setiap berkunjung ke lokasi laut, ikut bersama nelayan yang hendak melaut di malam hari. Sekedar bercengkerama sambil merasakan pengalaman melaut bersama mereka. Beberapa nelayan di kota X ini ada yang sudah mengenalnya. Sejak tsunami tempo lalu, Chandra dan timnya memang beberapa kali berkunjung ke lokasi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Ganda
RomanceTAMAT Berlanjut ke Season 2 *** Nawasena Tara, usia 37 tahun dan pecinta warna abu. Pria berwajah tampan maskulin dengan tubuh atletis dan karir serta latar belakang keluarga cemerlang itu, masih memilih hidup dalam kesendiriannya. 13 tahun lalu, se...