[14] Kilas Balik (4)

374 38 1
                                    

Bandung, 13 tahun lalu

Praya kembali menghela nafas panjang, mendengar kabar terakhir dari ibunya Tara yang baru diterimanya beberapa detik lalu. Masih tak ada kabar dari Tara selama dua tahun terakhir sejak Tara pergi tanpa alasan yang jelas. Meninggalkannya tanpa kejelasan status hubungan, pun meninggalkan keluarganya sendiri. 

Selama dua tahun itu juga setiap bulan Praya menghubungi ibunya menanyakan kabar anak semata wayangnya itu. Namun hanya jawaban yang sama yang diterimanya setiap bulan.

'Nawa gak kasih tau ibu di mana dia, Ay. Cuma kirim foto-foto aja lewat email, atau nelepon sebulan sekali. Dia cuma pesan ke ibu kalo katanya Nawa baik-baik aja, jadi gak usah khawatir.'

Dan foto-foto yang dikirimkan Tara pada ibunya akan dikirimkan juga pada Praya oleh ibunya itu. Tapi foto-foto yang dikirim itu hanya memperlihatkan sebuah lokasi tak pasti, tak ada sosok lengkap Tara di sana. Kadang hanya punggungnya, terkadang lengannya atau kakinya, atau hanya siluet dirinya saja. Namun Praya tahu, itu adalah Tara.

Lokasi dari foto-foto itu juga seringkali berpindah tempat, awalnya di dalam negeri, kemudian saat ini lebih sering di luar negeri. Dan saat ini, sebuah foto yang baru dikirim oleh ibunya Tara memperlihatkan lokasi yang Praya tahu dengan pasti. Di foto itu ada siluet punggung Tara yang sepertinya tak sengaja menangkap gambar bangunan yang jauh dari sosoknya, La Sagrada Familia.

***

Praya kembali memikirkan matang-matang rencananya untuk menemui sang kekasih yang menghilang tanpa kata itu. Bukan hal yang mudah bagi ia menjalani hidup dua tahun terakhir tanpa kepastian. Padahal tiga tahun waktu yang ia dan Tara habiskan selama masa kuliah dulu, bukan waktu yang sebentar.

Ia menghitung dana yang harus dihabiskannya untuk perjalanan ke Barcelona, Spanyol. Ke benua Eropa yang asing baginya. Bukan dana yang sedikit, namun tabungan hasil kerjanya selama dua tahun ini lebih dari cukup untuk perjalanan itu.

Praya:
Guys, nanya dong. Apa ada yang lagi kerja atau kuliah di Spanyol?

Tanya Praya di grup obrolan angkatan kuliahnya dulu. Tak perlu waktu lama teman-temannya di dalam grup obrolan itu saling sahut menyahut menjawab pertanyaan Praya.

Rida:
Wiih.. Ada yang mau liburan ke Spanyol nih.

Darma:
Aseek..  mau dong ikut ke Spanyol.

Lina:
Hayu Aay.. Gue nabung dulu tapi.. hahaha

Praya mendengus sebal, mendapat jawaban yang tak ia harapkan.

Krisna:
Gue di Belanda sih Ay. Agak jauh sih. Emang Lu mau ngapain ke Spanyol?

Praya:
Pengen jalan-jalan aja ke sana, Kris.

Putra:
Aku di Jerman Ay. Mampir sini aja.

Krisna:
Eh, kayaknya Kak Chandra masih di Spanyol Ay. Lu tau Kak Chandra kan?

Praya mengerjap. Ia kembali mengingat seniornya yang terkenal baik itu. Siapa juga yang tak kenal Kak Chandra.

Diva:
Wiiih.. Kak Chandra si Prince Charming? Bukannya terakhir dia di Ausie ya?

Rida:
Yampun Kak Chandra, apa kabar dia sekarang? Udah merit belum yaa..

Putri:
Gue gak yakin kalo dia belum merit. Yang antri kan banyak.

Diva:
Termasuk kamu kan yang antri Put? Hahaha

Putri:
Lu juga kali, Div. Paling sering mesem-mesem tiap doi lewat. Hahaha

Lina:
Dia punya medsos gak sih? Gue cari-cari gak nongol namanya.

Kali ini Praya hanya bisa mengernyit membaca komentar-komentar dari teman-teman wanita angkatannya itu. Topik obrolan seputar Chandra masih terus belanjut sahut menyahut. Akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi Krisna langsung, bertanya tentang Chandra.

Pernikahan GandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang