Barcelona 13 tahun lalu
La Rambla merupakan jalan paling terkenal di Barcelona. Jalan arteri sepanjang kurang lebih 1,2 kilometer itu dikelilingi oleh kafe, restoran, dan hotel terbaik di kota ini. Beberapa deretan toko kuno yang menjual souvenir menjadi daya tarik wisata di jalan ini. Selain tempat komersial kontemporer, Las Ramblas memiliki bagian bersejarah yang berisi bangunan tua yang terpelihara dengan baik dan dianggap sebagai bagian arsitektur Barcelona yang berharga.
Praya berkali-kali dibuat terkagum-kagum menjejaki pemandangan jalan yang dilaluinya dipenuhi oleh aksi-aksi seni jalanan. Badut, pantomim, pesulap, penari, dan patung manusia mengisi Las Rambla dengan kostum yang mempesona dan riasan yang menarik perhatian serta melambungkan imaginasi orang-orang yang melihatnya.
"Orang-orang datang ke sini bukan cuma untuk makan minum atau berbelanja, tapi untuk dapat hiburan juga. Ini adalah panggung bagi para artis jalanan," jelas Chandra.
"Oya, dia main seni apa?" tanya Chandra kemudian.
"Dia bisa main biola dan piano," jawab Praya.
"Oke kalau gitu kita fokuskan ke pencarian seni musik. Pertama kita susuri jalan ini dulu, kalau gak ketemu, kita masuk ke cafe-cafe yang ada live music-nya," usul Chandra disambut anggukan semangat oleh Praya.
Praya dan Chandra menelisik satu per satu pemain musik di jalan itu dengan cermat di antara ratusan pejalan kaki. Meringsek di antara kerumunan orang di titik-titik tertentu. Berkali-kali Praya mengistirahatkan kakinya yang terasa pegal. Namun sepanjang jalan yang mereka lalui tak ada tanda-tanda sosok yang mereka cari.
Akhirnya Chandra memutuskan untuk memasuki satu cafe ke cafe lainnya di jalan itu, sesuai rencananya tadi. Dengan bahasa Spanyol yang fasih, ia bertanya tentang seniman berwajah Asia yang mungkin pernah manggung di cafe-cafe tersebut. Belasan cafe telah dimasukinya, namun nihil. Sampai pada akhirnya ia mendapatkan petunjuk dari salah satu pemilik cafe terakhir di jalan itu.
"Oh, orang Asia? Saya mengenalnya, dia setiap akhir pekan akan manggung di sini. Bermain piano," jawab pria berbadan tinggi besar di hadapan Chandra.
Chandra tersenyum lebar mendapati berita baik. Ia kemudian menerjemahkan pada Praya obrolan dengan pemilik cafe itu. Praya tersenyum girang, itu pasti Tara, pikirnya. Praya kemudian meminta Chandra untuk bertanya memastikan nama orang Asia itu. Namun ternyata orang Asia yang dimaksud tak memiliki nama yang disebutkan oleh Praya.
"Bukan nama itu, Ay. Yang biasa manggung di sini namanya Angga, katanya," jelas Chandra.
Praya mengerjap mendengar nama itu. Ia kenal nama yang dimaksud.
"Kamu kenal?" selidik Chandra.
"Itu sahabat kecilnya Nawa, Mas. Tapi Angga kalo gak salah lagi di Belanda. Apa mungkin Nawa bareng dia?"
"Ah sebentar aku tanyain lagi."
Chandra kembali bertanya asal usul orang Asia yang dimaksud, dan tenyata benar tebakan Praya. Beberapa minggu terakhir Angga membawa teman Asia lainnya, yang si pemilik cafe tak tahu namanya. Si pemilik menuturkan jika biasanya Angga hanya datang sebulan sekali setiap akhir pekan karena Angga datang dari Belanda. Tapi dalam sebulan ini Angga datang setiap pekan.
Chandra dan Praya bisa bernafas lega. Mereka hanya tinggal menunggu sampai akhir pekan saja. Sebagai ungkapan terima kasih pada pemilik cafe, Chandra memutuskan untuk memesan beberapa menu di cafe tersebut. Pemilik cafe menyambut pesanan Chandra dengan bersemangat.
"Makasih banget, Kak. Aku gak tau lagi harus berterima kasih dengan cara apa," ujar Praya.
"Sama-sama, Ay. Ini bukan hal berat. Aku senang tadi bisa sekalian jalan-jalan juga," balas Chandra dengan senyuman ramahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Ganda
RomanceTAMAT Berlanjut ke Season 2 *** Nawasena Tara, usia 37 tahun dan pecinta warna abu. Pria berwajah tampan maskulin dengan tubuh atletis dan karir serta latar belakang keluarga cemerlang itu, masih memilih hidup dalam kesendiriannya. 13 tahun lalu, se...