CHAPTER XXXII

542 104 22
                                    

32

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

32

Jangan lupa beri vote kalian ya, chuuu ~











Sementara itu,

Tatapan kosong dari sorot mata itu terarah pada pantulan diri di cermin. Kana tidak tau harus bagaimana. Apa ia harus menuruti tawaran Mew untuk pulang atau tetap berada di pesta ini, toh sebenarnya ia merasa kurang nyaman berada disana.

Walau memang, di dalam mansion seluas itu kemungkinan untuk bertemu Joss sangatlah kecil, ia bisa menghindar kemana saja yang ia mau.

Setelah Lee bercerita tentang kasus sabotase yang di atur oleh Joss, pikiran Kana seketika berkecamuk. Setiap melamun isi pikirannya hanya dipenuhi oleh bagaimana ia harus bersikap saat bertemu dengan Joss, karena cepat atau lambat Kana pasti akan bertemu dengan pria itu, hanya saja ia tidak menyangka malam ini adalah waktunya.



Bukankah seharusnya Kana membenci Joss seperti ia membenci Tay? Atau bahkan lebih dari itu, mengingat Joss selama ini telah sukses membohonginya dengan segala tingkah manis dan kehidupan normal yang ia miliki.

Joss Wayar bukan hanya pembunuh, ia seorang pria licik yang pintar bersandiwara.

Baiklah, sepertinya Kana juga harus menghadapinya dengan cara yang sama. Ia tidak akan bisa secara terang-terangan membenci atau memarahi Joss. Semua perlakuan pria itu padanya selama ini berhasil membuat Kana jatuh ke dalam dilema yang tak ada ujungnya. Karena meski logikanya berkata Joss adalah pria terburuk di dunia, hatinya selalu berteriak bahwa Joss tidak sejahat itu.



Kana menyalakan kran air pada wastafel yang ada di depannya, hanya sekedar membasuh kedua tangan kemudian mengibaskannya pelan di udara sebelum menarik tisu yang menggantung di dinding sebelah kiri. Sepertinya Kana tau apa yang harus ia lakukan.

Lantas laki-laki manis itu memutuskan untuk menjejakkan kakinya keluar dari toilet. Mew pasti bosan menunggunya terlalu lama hanya untuk melamun seperti tadi. Kasihan pria itu. Untung saja ada Mew, setidaknya Kana merasa tenang setiap ada Mew disampingnya.

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang