CHAPTER XXXXIV

488 94 7
                                    

44

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

44

Jangan lupa beri vote kalian ya, chuuu ~











"Joss Wayar!" Max membanting pintu.

Di waktu yang hampir tengah malam Max mendatangi perusahaan yang sekaligus dijadikan markas oleh Joss. Gedung tinggi yang dari luar terlihat seperti gedung perusahaan biasa itu kini tampak kosong di dalam. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul dua pagi, wajar saja jika Max jarang menemukan orang disana.

"Sial." Umpat Max ketika menemukan ruangan Joss yang menjadi sasaran utamanya di gedung itu tidak berpenghuni, ditambah dengan seisinya yang sangat berantakan.



Max berdecak kesal. Sebenarnya dimana pria itu sekarang? Ia sudah menghubungi Joss dan Fah berulang kali, bahkan sampai Nanon, tapi tak satupun mengangkat panggilannya. Max bahkan sempat datang ke apartment Joss, tapi hasilnya sama, ia tak menemukan siapapun disana.

Max juga sempat bertanya pada beberapa orang yang ia temui di gedung ini, tapi anehnya tak ada satupun yang berniat menjawab, entah mereka memang tidak tau atau sengaja mengabaikan Max dan malah menatapnya dengan tatapan menyelidik yang sulit diartikan.



Max melangkahkan kakinya masuk. Sungguh kalau ingin dideskripsikan, ruangan Joss benar-benar terlihat bak habis terjadi pertempuran; semuanya kacau, barang-barangnya tak tersusun, beberapa rak terjatuh, hingga banyak pecahan kaca dilantai.

Ada yang tidak beres di tempat ini, Max tau sesuatu pasti baru saja terjadi.

Ia menarik ponselnya dari saku, tiba-tiba terbesit dipikirannya untuk menghubungi satu nomor yang sejak tadi memang belum sempat ia lakukan.



"Tul Pakorn."

"Lo pasti mau nanyain Tuan Wayar. Lo dimana sekarang?"

Max mengernyit. "Gue di markasnya. Dari mana lo tau?"

"Ada kabar buruk."

Max mendadak diam, tubuhnya seketika kaku. Ya Tuhan, jangan lagi. "Ada apa?"

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang