CHAPTER LII

448 70 30
                                    

52

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

52

Jangan lupa beri vote kalian ya, chuuu ~











DORR!!!



Tay mendadak diam ketika suara tembakan terdengar entah dari mana asalnya. Beberapa orang lainnya yang ada di ruangan itu reflek bergerak cepat, bersiap dengan memegang senjata mereka masing-masing. Tay secara otomatis was-was dengan keadaan sekitar. Sontak tangan Tay yang sebelumnya sudah terarah lurus pada kening Joss perlahan bergerak turun.

"Bajingan!" Umpatnya seraya menatap rendah Joss yang kini mulai bisa tersenyum melihatnya.

"Turunkan senjata kalian!"



Teriakan seseorang dari pengeras suara itu tiba-tiba terdengar menyahut dari luar gudang, membuat Tay dalam sepersekian detik sadar bahwa mereka tengah dikepung sekarang.

"Dengan mengikuti perintah kami, maka hukuman kalian akan dikurangi. Turunkan senjata kalian sekarang!" Teriakan berikutnya terdengar mengulang, kembali memerintah.



Tay mulai terpengaruh, semua ini di luar rencana sekarang. Lantas ia beralih, kembali melempar tatapan sengitnya pada Joss.

Joss menyeringai. "Aku tau selama ini semesta selalu berpihak padamu Tay. Dan aku bersyukur karena itu tidak terjadi untuk kali ini."



BRAKK!!!



Pintu kayu gudang itu seketika hancur setelah didobrak secara brutal oleh seseorang. Disana, Max Nattapol, Yaya Urassaya, Zee Pruk, dan Mild Lapassalan berdiri. Satu tim kepolisian yang selama ini mati-matian menghancurkan rencananya itu kini menghadang di ambang pintu dengan menjadikannya sebagai objek utama.

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang