CHAPTER LXXIV

498 65 55
                                    

74

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

74

Jangan lupa beri vote kalian ya, chuuu ~











"Saya mencintainya—" Bright tiba-tiba bersuara.

Kalimat itu berhasil membuat Mew mematung, bahkan Kana yang sejak tadi menunduk tak berani melihat sekitar mendadak ikut memusatkan pandangannya pada pria itu.

"—dan Kanawut tau tentang perasaan saya. Karena itu dia bersedia melakukannya malam itu."

Tidak, Bright bohong!



Kana reflek menggeleng. Ia memang bersedia melakukannya, tapi itu karena ponsel yang tengah Kana sembunyikan, bukan karena ia ingin menanggapi perasaan pria itu. Lagipula kapan Bright menyatakan perasaannya? Bahkan Kana ingat betul ketika dirinya berusaha menekan Bright di malam saat pria itu berniat membawa dirinya pergi, Bright masih berusaha mengelak. Bright dengan jelas mengatakan bahwa ia tidak mungkin mencintai seorang jalang seperti Kana tapi kenapa ia justru mengatakan hal yang sebaliknya disini?!

"Brengsek." Mew mengumpat pelan, membuat Mark yang duduk di sebelahnya tak sengaja melirik.



Jujur Mew sangat ingin memeluk Kana sekarang. Laki-laki manis itu hancur disana. Mew tau Kana susah payah menahan malu bersama dengan tekanan parah yang baru saja Bright berikan.

Mew sama sekali tidak percaya dengan perkataan Bright dan pengacara sialan itu. Toh Mew yakin kalau memang kamera itu menangkap seluruh kejadian yang terjadi disana sejak awal hingga akhir, ia pasti akan menemukan banyak sekali rekaman yang berseberangan dengan fakta yang baru saja ia dengar.



"Tidak—tidak seperti itu." Kana membela diri.

"Ada yang ingin kau katakan, Puan Suppasit?"

Mendengar pengacara itu dengan santainya bertanya, Kana akhirnya mendongak, kemudian menarik napas dalam-dalam. "Saya memang melakukannya, tapi saya memiliki tujuan."

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang