CHAPTER XXVIII

580 108 4
                                    

28

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

28

Jangan lupa beri vote kalian ya, chuuu ~











Memutuskan untuk tidur, Kana akhirnya bangkit dari kursi, berjalan menuju kamar.

Tapi baru beberapa langkah ia berpindah dari posisinya semula, pintu utama rumahnya tiba-tiba saja terbuka.

Kana menoleh. Disana, seorang pria dengan setelan berwarna hitam berdiri menjulang dengan wajah lebam. Pria itu tampak berantakan, kemejanya keluar dari celana, tidak memakai dasi, bahkan dua kancing teratasnya terbuka.

Itu Mew, seseorang yang Kana tunggu sejak tadi.



Kana tak bergeming, ia terpaku ditempat memperhatikan Mew yang tengah berjalan gontai kearahnya seraya melepas jas hitam yang ia kenakan. Pria itu lalu melemparnya ke sembarang arah.

Dan saat ini, tepat dihadapan Kana, Mew menyunggingkan seringaian kecilnya. Detik itu pula Kana bisa membedakan sesuatu, senyum Mew sekilas memang terlihat menggoda, tapi tidak dengan tatapan matanya. Ada yang tengah pria itu tahan dari caranya menatap Kana, tersirat rasa putus asa disana.

Dan dari jarak sedekat itu, Kana dapat mencium aroma alkohol yang pekat menyeruak dari tubuh Mew. Tidak salah lagi, pria itu mabuk.



"Kanawut." Suara berat yang sedikit serak itu memaksa masuk ke dalam indera pendengarannya. Mew berucap rendah, tepat di depan wajah Kana.

Kana benar-benar tidak mengerti, sebenarnya apa yang baru saja terjadi. Terlebih lagi, meski samar warna keunguan di sudut bibir pria itu tertangkap jelas oleh kedua mata Kana, belum lagi rambut Mew tidak tertata rapi seperti biasa.

"Kak ..." Kana berseru pelan, tangannya terulur ingin meraih pipi Mew.

"Ini kenapa—"



Mew menghalau tangan Kana kemudian menciumnya secara tiba-tiba. Pria itu membungkam bibir Kana tanpa basa-basi.

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang