CHAPTER XXXXVIII

536 86 18
                                    

48

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

48

Jangan lupa beri vote kalian ya, chuuu ~











Kana benar-benar putus asa.

Ia sudah berada disana cukup lama dan rasanya sangat mustahil bisa melarikan diri dari pria itu. Kana tak punya banyak permintaan sekarang, ia ingin berhenti; hanya itu yang mengisi pikirannya beberapa hari terakhir ini. Kehilangan harapan ditambah hidup bersama Bright rasanya hanya menjadi beban untuk Kana. Ia tak sanggup kalau tetap bertahan—Kana tidak mau berada disana dan menjadi peliharaan seorang Bright Vachirawit lebih lama.



Laki-laki manis itu mengerang kala lubang kunci pintu balkon didepannya tak juga berhasil dibuka, ia sudah berkutat disana cukup lama dan tidak menghasilkan apa-apa. Kana ingin keluar dari balkon, bagaimanapun hanya itu cara termudah untuk pergi, toh ia pikir tidak akan ada pengaruhnya pada Bright saat pria itu menemukannya tergeletak tak bernyawa di bawah sana nanti.

Karena itu, setelah Bright meninggalkannya sendiri di kamar pagi tadi tanpa menunda Kana segera menelusuri seisi kamar itu, dan sayangnya, kamar dengan interior mewah yang cukup luas itu justru tidak menyimpan apapun yang bisa membantunya melancarkan niat buruk itu. Kana hanya menemukan penjepit kertas yang ada di laci dan hanya benda kecil itu yang bisa ia harapkan sekarang.



"Kenapa tidak bisa?!" Keluhnya pelan saat ia sudah cukup frustasi mengutak-atik lubang kunci itu dengan berbagai cara.

Kana menghela napas dalam-dalam, bahkan Tuhan tidak mendengarkan keinginannya. Kana hanya ingin mati dan kenapa dunia seakan tidak memberinya celah untuk pergi. Apa memang harus seperti ini jalan hidupnya? Menyerahkan diri untuk Bright Vachirawit sepenuhnya.



"Sedang apa disana Kanawut?"

Kana tertegun, ia sontak memutar tubuhnya menemukan Bright yang entah kenapa sudah muncul di ambang pintu. Langit di luar bahkan masih sangat cerah, tidak biasanya ia kembali secepat itu.

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang