CHAPTER LXVII

440 73 57
                                    

67

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

67

Jangan lupa beri vote kalian ya, chuuu ~











Kana mendorong pintu kamar, dengan satu tangan lainnya yang sibuk memapah punggung Mew. Malam ini ia memilih untuk membawa Mew ke apartment milik pria itu, tidak ke rumah atapnya. Mew mabuk dan akan sangat merepotkan kalau ia harus menaiki tangga sebanyak itu dengan membawa Mew yang tubuhnya jelas jauh lebih besar darinya.

Dengan satu gerakan Kana merebahkan tubuh Mew di ranjang, kemudian menyempatkan diri untuk sekedar menarik napas. Senyum itu kemudian mengembang kala memperhatikan bagaimana Mew Suppasit yang tengah terpejam itu menggeliat kecil disana. Ah sungguh, pria mabuk di hadapannya ini akan segera berstatus menjadi suaminya dalam dua hari ke depan? Kana terkadang masih tidak bisa percaya dengan itu.



"Kana ..." Dalam tidurnya Mew bersuara, membuat kedua sudut bibir Kana reflek tertarik lurus bagai habis mendapat teguran karena terlalu lama diam.

Kana menggeleng kecil, berusaha menyadarkan diri sebelum akhirnya ia langsung bergerak, mengeluarkan ponsel Mew dari saku lalu melepas kaus kaki pria itu sebelum meluruskannya di ranjang. Detik berikutnya, saat Kana baru saja berniat menarik selimut untuk menutupi tubuh itu, tiba-tiba Mew memegang tangannya diikuti dengan tangan satunya yang berulang kali menepuk pelan bagian ranjang kosong disebelahnya.



"Duduk sini."

Kana mengernyit. Walau cukup bingung dengan apa yang Mew inginkan, akhirnya hanya bisa menurut untuk menempatkan dirinya disana.



Tepat setelah Mew merasakan bagian ranjang disebelahnya bergerak turun, dengan cepat ia langsung mengangkat kepala, beringsut mendekat pada Kana, dan menjadikan paha laki-laki manis itu sebagai bantal untuknya.

Kana terkekeh pelan, minta dipangku ternyata?



KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang