BUKU || BAB 2

1.8K 131 14
                                    

Ngerakit Motherboard itu rumit. Tapi lebih rumit mengerti hati kamu.

-Bumi Shafira-
.
.
.

BAB 2. LAB MULTIMEDIA

🌍🌍🌍

Hari ini kelas 10 Multimedia 1 sedang ada praktek untuk merakit motherboard. Salah satu komponen dari sebuah komputer.

“Lo bisa ngerakitnya, Sha?” tanya Bumi pada Shaula.

“Kaga bisa gue. Minta bantuin Alien aja. Dia kan pinter tuh soal ngerakit.” Shaula membalas ucapan Bumi seraya merakit motherboard.

Alien yang Shaula maksud adalah Ali Endar cowok dingin yang selalu bisa diandalkan.

Meskipun Bumi dan Shaula berujar seperti itu. Seolah mereka tidak mengerti. Namun, percayalah, wajah-wajah seperti mereka itu sangat pandai berpura-pura bego namun nyatanya pandai. Ck! Dasar bermuka dua!

“Assalamu'alaikum wahai penghuni surga!”

Suara menggelegar milik Kumara berhasil membuat anak kelas 10 Multimedia 1 menghentikan kegiatan mereka semua.

“Waalaikumsalam.” Semua orang yang ada di dalam lab pun menyahut.

Bumi yang melihat Kumara masuk ke dalam lab komputer Multimedia pun mengernyit bingung. Ada apa gerangan cowok itu datang dan membawa kedua temannya ke lab.

“Si Kuma mau ngapain, Shaf?” tanya Shaula.

Bumi hanya mengangkat bahunya acuh. “Mana gue tahu. Emang gue Tuhan?”

“Enaknya masuk lab komputer tuh gini. Udah ber-AC, WiFi lancar, banyak cewek cantik lagi,” kata Mizar yang dianggukki oleh Kumara dan El.

“Beda banget sama labnya anak teknik. Udah banyak oli, harus berani kotor, panas, dan yang paling nyesek, kaga ada yang bisa buat cuci mata,” sahut El.

“Cie si Shafira di apel sama ayang Kuma,” celetuk Dandi yang sedang ngadem di dekat AC.

Bumi yang mendengar itu tidak menghiraukannya dan tetap fokus pada tugas praktek yang sedang ia kerjakan saat ini.

“Eh, adek-adek yang paling aku cintai. Bolehlah kita bertiga numpang hotspot dan ngadem di sini. Mumpung lagi gak ada guru, nih.” Dengan santai Kumara berjalan ke arah Bumi.

“Jangankan numpang ngadem. Numpang berlabuh ke hati gue juga gue izinin,” sahut Bumi seraya menatap Kumara yang sedang berjalan ke arahnya.

“Shaf, minta pasword WiFi lab ini, dong.” Kumara menyerahkan ponselnya ke arah Bumi.

Bumi mengerjapkan matanya berkali-kali. “Lo minta pasword hati gue?” tanya Bumi. “Kalau gitu paswordnya, 'I Love You' itu paswordnya.”

“Bukan. Tapi pasword lab ini.”

“I love you.

Kumara berdecak. “Bukan itu. Tapi pasword lab ini apa?”

I Love You.

“Duh! Salah orang nih, gue! Tau ah.” Kumara berjalan ke arah Mizar yang sedang berbicara dengan salah satu siswi di dalam lab ini dan meninggalkan Bumi yang sudah kembali berkutat dengan tugasnya.

Bumi kembali menoleh ke arah Kumara, ia hanya terkekeh saja melihat kelakuan calon masa depannya itu. Sangat menggemaskan jika sedang kesal.

“Zar, udah dapet pasword WiFi lab ini?” tanya Kumara pada Mizar.

Buku : Bumi untuk Kumara (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang