BUKU || BAB 30

942 43 1
                                    

BAB 30. Alien meresahkan

Nasi uduk yang tadi diberikan oleh Ali tidak Bumi makan. Karena Kumara tiba-tiba merebutnya.

“Itu bukannya buat gue, ya? Kok lo makan?” cibir Bumi. Kumara tidak menyahut. Dia lebih fokus makan.

Dengan raut kesal, Bumi yang sedang berdiri akhirnya ikut duduk di samping Kumara. Memandang laki-laki itu dengan sebal.

Meskipun makanan itu dari Alien, tetap Bumi tidak peduli. Karena Bumi adalah pecinta nasi uduk Bu Wati garis keras. Terlebih lagi itu gratis.

Merasa Bumi bertambah kesal padanya. Akhirnya Kumara memutuskan untuk bersuara.

“Ini buat aku aja. Kalau kamu mau, aku udah beliin kamu makanan tadi. Tuh di dalam kresek putih,” kata Kumara yang masih dengan santainya makan.

Raut wajah kesal yang Bumi tampilkan seketika berubah menjadi raut wajah penasaran.

“Nasi Uduk Bu Wati, kan?” tanya Bumi memastikan.

Kumara mengangguk. “Udah ada jus strawberry juga.”

Kumara memberitahu Bumi. Sontak saja Bumi langsung bersorak riang. Kumara yang melihat itu pun diam-diam tersenyum. Kumara tidak menyangka, ternyata membuat Bumi bahagia sesederhana ini. Dengan nasi uduk kesukaannya saja bisa bahagia.

“Shaf! Shaula pingsan,” teriak seseorang dari ara pintu kelas. Sukses membuat kepala Bumi dan Kumara menoleh.

Cantika.

Perempuan mendekat ke arah Bumi, tatapan perempuan itu melirik ke arah Kumara.

Bumi yang ingin membuka bungkus nasi uduk pun harus ditunda. Tidak ada lagi rasa lapar yang menyerang, kini sudah berganti menjadi rasa panik yang berlebih.

“Kok bisa?” tanya Bumi.

“Shaula dari tadi nungguin Lo buat ambilin botol minum punya dia. Saking lamanya lo gak balik-balik alhasil dia pingsan gegara nahan Sakit di perutnya,” jelas Cantika.

“Maaf, gue lupa,” cicit Bumi.

Cantika memandang Kumara lalu ia berujar, “Pantes lama, gak tahunya lagi ngejar cowok. Gak heran sih, Lo kan murah. Jadi cowok lebih penting ketimbang sahabat.”

Tatapan mata Cantika langsung beralih ke arah Bumi setelah menyelesaikan ucapannya.

Bumi yang mendengar itu pun terkejut. Benarkah ini temanya Gotik? Gotik tidak pernah berbicara seperti itu kepadanya.

Sejujurnya ia lupa dengan tujuan akan kedatangannya ke dalam kelas. Semua berlalu begitu saja. Fakta tentang Ali dan perilaku Kumara membuatnya merasakan syok.

“Umi bukan cewek seperti itu,” sahut Kumara penuh penekanan.

“Tapi fakta berkata lain.” Cantika tersenyum remeh. Memandang Bumi dengan tatapan merendahkan.

“Tarik ucapan lo!” Kumara berujar. Menekan di setiap kata yang ia ucapkan.

“Uma,” panggil Bumi berharap Kumara tidak menanggapi ucapan Cantika.

“Gue mau ambil minuman milik Shaula, kalian bisa minggir?” ujar Cantika.

🌏

Sekarang Bumi sudah di dalam UKS untuk melihat keadaan Shaula. Terlihat Shaula sedang berbaring dengan Ali yang setia menemani.

Bumi mendekat ke arah mereka berdua. Membuat kedua orang tersebut menoleh.

“Sha, gue minta maaf, sorry tadi gue bener-bener lupa.”

Buku : Bumi untuk Kumara (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang