BUKU || BAB 25

843 42 8
                                    

Guys! Gue Update lagi nih. Kebetulan lagi libur kerja. Terus tiba-tiba jadi kangen cerita Bumi sama Kumara. Jadilah saya update.
Jika ada typo tolong ditandain ya💙

Selamat membaca 💙


BAB 26. Mundur


🌏🌏🌏

Dunia seakan bercanda. Realita jauh dari kenyataan, nyatanya rencana yang sudah Bumi buat tidak sesuai dengan keinginannya.

Awalnya Bumi akan mengira jika ia akan berjalan-jalan di pasar malam bersama Kumara seperti pasangan kekasih yang sedang kasmaran.

Namun, kenyataannya, Bumi kini justru terdampar bersama orang asing yang baru saja ia temui beberapa menit yang lalu.

Diliriknya pria yang sedang duduk dihadapannya, Bumi berkata di dalam hati. "Seandainya dia Kumara gue pasti ...."

Kata-kata itu terus terucap di dalam hatinya, lalu membuang wajahnya ke arah lain. Melihat bagaimana indahnya kelap-kelip lampu yang ada di bawah sana.

Pusing akan tugas lambat laun menghilang ketika melihat betapa indahnya kelap-kelip lampu yang ada di bawah sana. Sejujurnya, Bumi tidak begitu menyesal, namun rasa kecewa dan kesal itu ada di dalam hatinya.

Canggung. Satu kata menggambarkan suasana saat ini. Pria itu sama sekali tidak mau mengajak Bumi mengbrol. Lebih memfokuskan diri pada ponsel miliknya.

Bumi berdehem sejenak. Lalu perempuan itu menatap laki-laki itu. "Lo temennya Langit?"

Mendengar pertanyaan dari perempuan yang ada di depannya, pria yang sedang memakai topi putih itu mendongak. Mengabaikan ponsel miliknya yang sedang menampilkan sebuah room chat dengan seseorang.

"Maybe?"

"Kok mungkin?" Bumi mengerutkan keningnya. "Jawaban Lo meragukan banget."

"Pertanyaan Lo aneh."

"By the way, tadi sebelum kita naik bianglala, Lo bilang manis itu ... maksud gue, pernyataan itu ditunjukkan buat ... gue?"

Bumi mengalihkan topik pembicaraan, ada sedikit rasa penasaran terhadap pria yang ada di hadapannya.

Tidak ada jawaban, pria itu justru mengulurkan tangannya ke arah Bumi. "Gue Byan. Mungkin bisa dikatakan kalau gue temen kembaran Lo, Langit," ujarnya.

🌏🌏🌏

Hari ini, Bumi sudah kembali disibukkan dengan tugas dan kawan-kawannya.

Setelah kejadian semalam, membuat Bumi tidak bisa tidur dengan nyenyak. Memikirkan tentang Kumara dan ... orang yang sama sekali tidak Bumi duga. Serta Aji, Byan dan Langit yang ternyata satu SMA dan bahkan mereka berteman baik.

Memikirkan semua itu membuat Bumi pusing. Terlebih lagi obrolannya dengan Byan. Membuat Bumi merasa bahwa laki-laki itu seperti sudah mengenal dekat dengannya.

Percakapannya kurang lebih seperti ini. "Kapan mundur? Nggak capek?"

"Maksud lo?"

Setelahnya hening yang melanda mereka. Meninggalkan rasa penasaran dalam diri Bumi.

Ditambah lagi dengan percakapan Bumi dengan Aji sebelum mereka memutuskan untuk pulang. Saat itu Bumi sedang memegang permen kapas berbentuk hati.

Buku : Bumi untuk Kumara (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang