Jangan senyum. Senyum lo serem. Sampai-sampai jantung gue ngedugem seketika.
-Kumara Ransi-
.
.
.BAB 11. TEMAN KELAS KUMARA.
🌏🌏🌏
Setelah keluar dari toilet, Bumi memutuskan untuk segera pergi menuju kantin yang ada di dekat jurusan Teknik otomotif.Sesampainya di kantin, Bumi bertemu dengan Mizar yang sedang bersama dengan beberapa murid laki-laki yang sama sekali tidak Bumi kenal.
Sama-sama menggunakan baju anak teknik membuat Bumi menebak bahwa mereka semua adalah teman sekelas Kumara.
“Hei, Shaf! Tumben ke kantinnya anak Teknik. Biasanya juga nongkrong di kantin Bu Wati sambil pantengin nasi uduknya itu,” kata Mizar pada Bumi.
“Mau beli minuman buat Kuma. Dia pasti haus karena habis praktek. Apa lagi suasananya lagi panas gini.” Bumi membalas ucapan Mizar sembari membuka lemari pendingin guna untuk mengambil satu botol air mineral.
“Dia siapa, Zar?”
“Pacar lo? Kok, gue jarang liat, ya?”
“Dia anak kelas sepuluh yang sering nyamperin ke kelas atau ke bengkel, kan?”
“Bukannya dia itu salah satu anak dari kelas unggulan?”
“Cantik. Dedek gemes. Pengen gue jadiin pacar kalau gak inget gebetan gue anak jurusan sebelah.”
Samar-samar Bumi mendengar celotehan itu dari mulut teman sekelas Kumara.
Memang, Bumi maupun Kumara adalah salah satu murid yang ketenarannya tidak terlalu menonjol. Mereka berdua adalah murid biasa yang memiliki wajah lumayan.
Di SMK Amerta Bestari yang memiliki potensi menjadi murid terkenal di kalangan murid adalah hanya anak-anak hits atau memiliki jabatan tinggi di sekolah ini.
Sedangkan anak-anak pandai atau berprestasi, mereka akan terkenal di kalangan guru saja. Tidak di kalangan siswa.
Seperti Bumi contohnya. Ia hanya di kenal dengan sebutan ‘Anak dari kelas unggulan.’ bukan ‘Bumi si anak dari kelas unggulan.’ atau ‘Bumi cewek cantik SMK Amerta Bestari’
Eh, yang terakhir ralat, deh. Pada kenyataannya Bumi memang salah satu cewek tercantik di SMK AmBes.
Itu pendapat Bumi. Tidak tahu pendapat murid yang lain. Mungkin sama?
“Shaf, mau bareng ke bengkelnya? Atau minuman punya Kumara mau lo titipin ke gue?” tawar Mizar yang sedang mengabaikan pertanyaan teman-temannya itu.
“Bu, aku beli air mineral sama roti blueberry satu, ya. Dan ini uangnya.” Bumi membayar makanan dan minumannya terlebih dahulu sebelum membalas tawaran yang Mizar lontarkan.
“Bareng aja. Gue juga sekalian pengen ketemu Kuma,” balas Bumi.
Sebelum Bumi melangkah keluar dari kantin bersama Mizar dan teman-temannya itu. Bumi sempat melihat Ali berada di dalam kantin yang sama dengan Bumi. Membuat Bumi heran melihatnya.
“Alien tumben ke kantin anak teknik,” gumam Bumi.
🌏🌏🌏
Untuk pertama kalinya Bumi berjalan bersama dengan teman kelas Kumara selain El dan Mizar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku : Bumi untuk Kumara (Selesai)
Teen Fiction"Aku akan pergi jika itu yang kamu mau. Namun, maaf. Aku tidak akan kembali meski kamu yang menginginkannya." Perjuangan Bumi untuk mendapatkan hati Kumara selalu saja berakhir gagal total. Selalu ditolak dan berakhir sia-sia tidak juga membuat sema...