BUKU || BAB 7

1K 82 1
                                    

Harta Tahta yang Baca❤

Injek bintangnya dulu, yuk, beb😘

Maw tunggu notif dari kalian❤

Salam sayang dari, Maw❤🤗

Gengsi ditinggiin. Tuh, si Topik yang hobby nonton bokep gak sekalian badannya lo tinggiin?

-Mohamad Mizar A-
.
.
.

BAB 7. ADA PERASAAN?

🌏🌏🌏

Hari sudah malam. Tetapi, belum ada tanda-tanda Langit dan Jupiter pulang.

Merasa bosan karena menunggu kakak dan adiknya itu pulang. Akhirnya Bumi memutuskan untuk pergi ke rumah Kumara yang terletak di samping rumah Bumi.

Bumi dan Kumara memang tetangga dekat sedari dulu. Salah satu alasan mengapa Bumi bisa jatuh hati kepada sosok Kumara.

Bersiap-siap, meraih ponselnya yang terletak di atas ranjang. Lalu ia pergi menuju rumah Kumara.

"Pacarku memang dekat, lima langkah dari rumah." Bumi terus bersenandung. Bernyanyi dengan percaya diri. Tidak peduli ada yang mendengarnya atau pun tidak.

"Widih! Cakep, nggak, tuh." Monolog Bumi sedang memuji suara emasnya itu.

Setelah sampai di depan rumah Kumara, Bumi tidak langsung masuk ke dalam rumah. Ia justru berdiri di depan pintu seraya membenarkan piyama tidurnya yang bergambar buah strawberry.

Tidak lupa menyisir rambut coklat panjangnya dengan tangan agar terlihat rapih.

Menarik napas panjang. Lalu ia hembuskan secara perlahan untuk mengurangi rasa gugupnya karena akan bertemu calon suami dan mertua.

Ini bukan pertemuan yang pertama, tetapi rasanya seperti mau terjun dari lantai sepuluh saking gugupnya.

Bertemu setiap hari ternyata belum bisa mengurangi rasa gugup Bumi. Berusaha rileks agar tidak terlalu kentara jika ia sedang gugup.

"Bismillah, yuk bisa yuk, jangan lebay," seru Bumi dalam hati.

Memantapkan hati untuk mengetuk pintu. Padahal ada bell di sana. Kebiasaan Bumi sedari dulu adalah tidak mau memencet bell dan lebih baik mengetuk pintu.

Definisi orang yang kalau ada yang ribet kenapa milih yang gampang.

Mengetuk pintu tiga kali berharap Kumara atau calon mertuanya itu keluar dari rumah dan mengabulkan tiga permintaannya layaknya jin teko yang ada di film Aladin.

"Assalamualaikum, calon mantu Bunda dateng, nih," seru Bumi tanpa malu.

Pintu terbuka dan menampakkan sosok perempuan paruh baya yang tak lain adalah Bundanya Kumara.

"Waalaikumsalam. Eh, Umi. Ayo masuk ke dalam."

Bunda Kumara selalu baik seperti ini. Ramah dan penyayang. Definisi ibu mertua idaman dan Bumi sangat beruntung jika bisa mendapatkan ibu mertua seperti Bunda Mara.

Buku : Bumi untuk Kumara (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang