BUKU || BAB 36

712 37 2
                                    

BAB 36. Pusing!

Kumara terlihat sangat bersemangat. Membuat El dan Mizar menggeleng kepala. Mereka berdua tahu, jika sahabatnya yang satu itu sedang dilanda kasmaran.

Namun, melihat Kumara terang-terangan menunjukkan rasa sukanya kepada Bumi. Sedikit membuat El dan Mizar tidak percaya.

“Gue duluan ya guys!” seru Kumara. Berlalu begitu saja. Meninggalkan baju wearpack miliknya tergeletak di lantai lab. Tidak perduli jika nantinya akan hilang.

“Dulu aja gengsi, sekarang malah bucin juga,” komentar El. Membuat Mizar menyahut telak. “Kaya lo. Sampai balikan sama mantan.”

“Bacot!” umpat El.

Sedangkan Kumara sendiri akan memberi sedikit kejutan kepada Bumi. Berharap perempuan itu belum keluar dari lab multimedia.

“Gue bau oli lagi. Mana gak sempet pake parfum. Umi gak berpindah lain hati, kan, ya?”

Kumara terus mengomentari penampilannya. Dari mulai ujung rambut sampai ujung kaki. Sejujurnya ini sangatlah berlebihan. Namun, rasa gugup itu terus menyerang tanpa henti. Membuat rasa percaya diri Kumara terus terkikis.

Hingga sebuah keramaian menyambut Kumara yang kini justru dilanda sejuta pertanyaan dalam otaknya. Penasaran, Kumara akhirnya mendekat. Melihat ada apa sebenarnya.

“Kumara? Semenjak lo Deket sama tuh cowok. Lo jadi berubah. Satu Minggu, udah satu minggu lo menjauh dan selama satu Minggu ini lo selalu sama dia kan?”

Dahi Kumara terlipat, menatap dua orang yang sudah Kumara hapal namannya.

“Please! Jangan jadi cewek murahan! Yang mau-maunya diajak sana-sini sampai malem. Jangan-jangan kalian berdua udah ke hotel,” sambung Shaula. Membuat Kumara mendengarnya pun ikut tersulut emosi. Tidak terima dengan ucapan yang katanya sahabat Bumi itu ucapkan.

“Lo suka sama Kumara?” tanya Bumi. Membuat tubuh Shaula terlihat menegang. Namun, tidak lama perempuan itu kembali melanjutkan ucapannya.

“Iya, jadi tolong jauhin Kumara kalau lo masih mau temenan sama gue.” Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Shaula langsung meninggalkan Bumi di koridor yang kini sudah dipenuhi oleh siswa-siswi yang sedang memandang ke arahnya dengan tatapan beragam.

Kumara mengepalkan tangannya. Menatap kepergian Shaula dengan raut wajah datar. Perempuan itu sudah berani mempermalukan Bumi di depan umum.

Menyukainya? Jangan sampai Bumi pergi darinya hanya demi seorang sahabat seperti Shaula.

Kumara harus bertindak. Dia tidak ingin kembali berjauhan dengan Bumi. Rasanya sesak dan menyakitkan.

Langkah pertama yang harus Kumara lakukan adalah menyelesaikan semuanya terlebih dahulu di mulai dari perempuan itu. Dia beranjak dari sana tanpa tahu jika tindakan yang Kumara pikir adalah baik, justru melukai hati seseorang yang kini sedang menatap kepergiannya, Bumi.

🌎

Cinta itu apa sih? Terkadang pertanyaan itu selalu Bumi tanyakan kepada dirinya sendiri.

Kini, semuanya tampak begitu kacau. Bangku yang setiap hari terisi oleh perempuan bersurai hitam sebahu, kini telah berganti dengan pria tengil pencari hotspot yang bernama Dandi.

Semuanya berubah dalam sekejap. Seakan kebahagiaan yang baru saja kemarin tercipta kini terasa seperti mimpi yang ketika terbangun, mimpi itu hilang dalam sekejap.

Buku : Bumi untuk Kumara (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang