BUKU || BAB 6

1K 81 12
                                    

Terkadang mengejar seseorang juga butuh tenaga.

-A-
.
.
.

BAB 6. ORANG MISTERIUS.

🌏🌏🌏


Kumara Ransi, yang artinya adalah anak Laki-laki berotak berlian. Pintar di bidang akademik dan juga non akademik. Sangat pas dengan namanya.

Namun, kelakuannya itu terkadang suka membuat orang mengelus dada sabar.

Menatap ponsel yang masih menyala. Menampilkan isi chat dengan seseorang yang selama ini paling ia hindari, namun tidak bisa.

Menarik napas kasar. Lalu ia mendongak ke atas, menatap langit-langit kamar Mizar. Memijat pelipisnya pelan. Merasakan pusing di kepalanya karena terlalu banyak memikirkan masalahnya yang selalu tidak ada ujungnya itu.

Di tatapnya kembali ponselnya. Masih menampilkan room chat dengan Bumi.

Uminya Uma🌏❤
Online

|Cek

|Uma

|Kamu masih hidupkan?

|Uma, kamu di mana?

|Online kok nggak bales!

|Sakit tahu😭🤧

|Centang dua biru

|Kamu selingkuh, ya?!🤪

|Sama si Elma?

|Aku gak nyangka :)

Tanpa sadar Kumara menarik sudut bibirnya. Tersenyum tipis.

El yang baru saja datang dari dapur sembari membawa makanan dan minuman pun mengerutkan dahinya saat melihat Kumara sedang tersenyum seraya menatap layar ponsel.

Merasa curiga dengan kelakuan sahabatnya akhirnya El mendekati Kumara yang sedang bersandar di kepala ranjang (?)

Dengan diam-diam El melirik ke arah ponsel Kumara. Seketika ia terbatuk saat melihat ponsel Kumara. Merasa tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

“Anjir! Nama kontak Shafira di HP lo alay bener, Ma?” El memandang Kumara dengan tatapan tidak menyangka. “Gak nyangka gue. Diam-diam ternyata lo bucin juga sama si Shafi,” lanjut El.

Kumara mencebikan bibirnya. Lalu turun dari ranjang dan berjalan ke arah meja yang sudah di penuhi oleh makanan dan minuman enak.

Mengambil pisang goreng dan kembali menatap ponselnya. Kali ini ia sudah keluar dari room chat. Dan kini beralih ke akun TokTok miliknya.

Duduk dengan tenang di sofa panjang tanpa memperdulikan tatapan menggoda dari Elmo.

“Seger banget badan gue. Gerah banget asli, sampe ngantuk gue ngerjain tugas dari Pak Arwana tadi.” Mizar baru saja keluar dari kamar mandi seraya mengusap rambut basahnya dengan handuk.

Berjalan ke arah Kumara yang sedang duduk di sofa seraya memegang gorengan dan ponsel di tangannya.

Meraih minuman bernama teh hangat. Menyeruput sedikit lalu berucap, “Gue mau cerita.”

El yang sedang menikmati keripik kentangnya mendongak menatap ke arah Mizar. “Sebelum lo cerita. Gue mau membocorkan sebuah rahasia negara,” celetuk El. “Lo mau tahu?”

Buku : Bumi untuk Kumara (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang