Dari banyaknya cowok di muka bumi ini, kenapa hati gue malah milihnya lo, bukan yang lain?
-Bumi Shafira-
.
.
.
BAB 13. KENAPA?🌏🌏🌏
Duduk berdua di atas motor sembari melewati jalan kota di sore hari, membuat Bumi tidak henti-hentinya tersenyum.
Menatap Kumara dari kaca spion, menaruh dagunya di bahu kiri, serta kedua tangannya yang melingkar di perut Kumara adalah hal yang selama ini ia inginkan.
Dan sekarang ini, semua yang ia inginkan sudah terwujud.
Iya terwujud. Namun, dalam hayalan.
Bumi menghembuskan napasnya kasar. Lalu menatap ke arah televisi yang sedang menampilkan kartun Spongebob. Sesekali dia juga memasukkan kue strawberry ke dalam mulutnya.
“Mbak Bum kenapa sih. Dari tadi kok cemberut terus. Di tolak lagi sama Mas Kuma emangnya?” tanya Jupiter kepada Bumi.
Bumi mengangguk lesuh. Detik selanjutnya ia tersenyum cerah ketika mendapatkan notif dari Kumara.
Uma❤
Online|Langit lagi di rumah, nggak?
|Mau gue ajak mabar di rumah gue
|Oh, iya. Jupiter juga
Langit lagi di rumah, kok.|
Kenapa enggak mabar di rumah gue aja?|
Kesini aja, Uma. Sekalian ngapelin calon istri. Hehe😅|
|Oke.
Oke, apa nih? |
Oke ngapelin calon istri apa yang lain?|
|Jangan baper! Gue cuman gak mau ribet aja.
Bumi tertawa pelan saat melihat balasan dari Kumara. “Lucu,” lirih Bumi.
“Nih, di minum jus strawberry-nya. Jangan senyum-senyum sendiri. Nanti Mama tahu, kamu yang di bawa ke rumah sakit.” Langit meletakkan nampan berisi minuman di atas meja yang ada di ruang keluarga.
“Rumah sakit jiwa, ya, Mas?” timpal Jupiter.
“Bukan aku yang ngomong,” kata Langit dengan raut wajah datarnya.
Bumi memanyunkan bibirnya. Menatap kedua laki-laki itu kesal. “Enggak Alien nggak saudara. Sama aja. Sama-sama nyebelin! Emang, ya, kalau cowok tuh semuanya sama aja!”
“Gitu, tuh, Mas. Kalau cewek udah kesel, pasti ujung-ujungnya cowok yang di salahin,” bisik Jupiter kepada Langit yang sedang menyeruput jus alpukat miliknya.
“Untung gak punya pacar,” gumam Langit.
Jupiter yang mendengar gumaman kakaknya hanya terkekeh pelan. Lalu ia kembali menatap ke arah televisi.
Sedangkan Bumi tidak menghiraukan obrolan unfaedah dari Kakak dan adiknya itu. Ia hanya fokus pada kartun yang sedang ia tonton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku : Bumi untuk Kumara (Selesai)
Teen Fiction"Aku akan pergi jika itu yang kamu mau. Namun, maaf. Aku tidak akan kembali meski kamu yang menginginkannya." Perjuangan Bumi untuk mendapatkan hati Kumara selalu saja berakhir gagal total. Selalu ditolak dan berakhir sia-sia tidak juga membuat sema...