Kita berjuang sama-sama, yuk! Aku berjuang mendapatkan cinta kamu. Sedangkan kamu, berjuang mendapatkan cinta dia.
-A-
.
.
.BAB 12. PULANG BARENG.
🌏🌏🌏
Tidak henti-hentinya Bumi tersenyum. Ingatannya tertarik kembali pada kejadian tadi bersama Kumara.Mengingat wajah Kumara yang merah merona bak pantat bayi yang kena tabok emaknya. Membuat Bumi ingin sekali tertawa dan mencium seluruh wajah merahnya itu. Uhh! Sangat menggemaskan!
Sesampainya di depan kelas, Bumi dikejutkan oleh kehadiran Ali yang sangat tiba-tiba.
Tatapan tajam yang dilontarkan oleh Ali kepada Bumi membuat Bumi berhenti untuk tersenyum.
"Stress. Senyum-senyum sendiri." Ali mencibir Bumi dengan sarkas.
"Dih biarin! Komen mulu hidup lo!" kesal Bumi.
Layaknya angin lalu, ucapan Bumi sama sekali tidak Ali hiraukan. Pergi menjauh dan meninggalkan Bumi sendiri di depan kelas.
Menarik napas dalam guna menetralisir rasa ingin menghujatnya itu yang sudah tidak bisa terbendung lagi.
Ali benar-benar definisi manusia paling menyebalkan. Tingkahnya yang sok ganteng itu membuat Bumi ingin mencakar wajah Ali. Terlebih lagi mulutnya itu, sekali ngomong bisa bikin orang ingin terjun dari lantai lima.
"Heran gue sama si Titin, bisa-bisanya dia suka sama cowok modelan Alien kek gitu. Untung gua sukanya sama Kuma, jadi terbebas dari darah tinggi," ujar Bumi.
Tidak ingin berlama-lama di depan pintu kelas, dengan segera Bumi masuk ke dalam. Tidak ingin ada guru yang melihatnya. Terlebih lagi sekarang masih jam pelajaran.
Bumi melongo saat ia telah masuk ke dalam kelas. Kosong. Itu yang pertama kali Bumi lihat saat ia memasuki ke dalam kelasnya. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Hening, sepi dan mengerikan.
"Kok, sepi? Penghuninya pada ke mana?" gumam Bumi saat melihat keadaan kelas yang sudah kosong.Melirik jam tangan bewarna merah jambon yang melingkar di pergelangan tangannya. Bumi kini mengangguk paham.
"Pantes kosong. Bentar lagi jam istirahat kedua. Pasti nih anak-anak lagi pada di kantin Bu Wati."
Bumi melangkah lesuh ke arah bangkunya. Ia merasa lemas. Namun, ketika mengingat kembali wajah merah merona milik Kumara, mood Bumi yang tadi sempat hancur karena bertemu Ali tadi seketika membaik kembali.
"Gue laper." Bumi menatap perutnya dengan sendu. Ia lupa tidak membeli makanan tadi.
Ingin kembali ke kantin, namun ia terlalu malas untuk sekedar berjalan ke sana.
"Oh, iya. Nasi uduk yang di kasih Alien, kan, belum gue makan. Kenapa gue sampai lupa, sih?"
Bumi merogoh laci mejanya untuk mencari sebungkus nasi uduk yang ia simpan tadi. Namun, netranya justru salah fokus ke arah minuman bewarna merah muda yang sering ia beli.
Seingat Bumi, ia sama sekali tidak membeli minuman itu hari ini. Namun, mengapa ada minuman kesukaannya itu di dalam laci meja miliknya.
Jika itu bukan milik Bumi, lantas itu milik siapa? Milik Shaula? Jelas itu sangat tidak mungkin, mengingat jika Shaula yang tidak menyukai jus strawberry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku : Bumi untuk Kumara (Selesai)
Teen Fiction"Aku akan pergi jika itu yang kamu mau. Namun, maaf. Aku tidak akan kembali meski kamu yang menginginkannya." Perjuangan Bumi untuk mendapatkan hati Kumara selalu saja berakhir gagal total. Selalu ditolak dan berakhir sia-sia tidak juga membuat sema...