Sekitar hampir satu tahun yang lalu.
Ayah mengatakan jika beliau akan kembali rujuk dengan Bunda. Itu membuatku benar-benar kaget karena hampir satu setengah tahun aku sudah membujuk Ayah untuk berbaikan dengan Bunda. Sebenarnya aku tidak tahu apa penyebab utama kenapa mereka memilih untuk berpisah sementara. Apakah hanya karena ego masing-masing? Apa karena perbedaan sifat? Aku tidak menemukan jawaban dengan menebak-nebak sendiri.
Hampur dua tahun hidup hanya dengan Ayah membuatku menjadi agak mandiri. Untuk sarapan, kadang kami bergantian untuk menyiapkan sarapan. Yang jelas, untuk tugas bersih-bersih rumah aku yang kebanyakan mengerjakan itu. Aku sih tidak masalah. Jam kerja Ayah agak kacau semenjak pindah. Kadang beliau bekerja di shift pagi, kadang shift malam, malah pernah dua hari tidak pulang.
Sekolah lamaku adalah sebuah sekolah negeri yang tidak terlalu populer. Namun aku tak peduli. Aku memilih sekolah itu hanya karena jaraknya cukup dekat dari rumah. Aku hanya perlu berjalan kaki sekitar lima menit saja. Ini membuatku tidak harus membuang uang untuk ongkos transportasi.
Di sekolah lamaku, aku hanyalah anak yang biasa-biasa saja. Aku tidak punya teman dekat. Kadang aku ikut rombongan ini, kadang rombongan itu. Kadang sendirian. Kejadian di SMP itu membuatku berpikir dua kali untuk mencari teman dekat. Aku menikmati kesendirianku dan tak merasa sepi sedikit pun. Karena di sekolahku tidak ada klub fotografi, aku bergabung di klub jurnalistik bagian foto. Dan karena klub itulah aku mengenal Edgar Wijaya.
Edgar bisa dikatakan adalah sosok anak yang mempunyai banyak teman. Dia selalu dikelilingi orang-orang. Dia selalu menebarkan keceriaannya. Dan dia adalah anak band di sekolah. Band ini cukup terkenal karena anggotanya mempunyai wajah yang good looking dan memanglah sebuah band yang bagus. Edgar adalah bassist di band itu. Bahkan band mereka pernah tampil sebagai bintang tamu di acara salah satu kampus bergengsi di Bandung.
Jadi bagaimana bisa aku berkenalan dengannya? Di saat acara ulang tahun sekolah, sepertinya sekitar awal tahun, aku bertugas untuk memotret acara itu demi klub. Saat itu Edgar tampil dengan band-nya sebagai pengisi acara. Entah bagaimana, dia menyadari bahwa ada aku yang mengambil foto-foto mereka. Padahal banyak sekali orang-orang yang juga memotret mereka.
"Eh, kamu tadi ngambil foto band aku, ya?" tanya Edgar menghampiriku seusai dia tampil. Saat itu aku sedang berada di koridor sembari mengecek hasil foto di kamera yang kubawa.
Aku mengangguk. Tanpa bertanya, aku pun menawarkan apakah dia mau melihat hasil foto-fotoku. Yang langsung dia jawab dengan antusias.
"Ini. Tadi aku ambil beberapa di sisi kiri panggung," kataku sembari menekan tombol next di kamera agar menunjukkan foto-foto selanjutnya.
"Hasil foto kamu bagus," pujinya langsung. Aku menoleh dan melihat dia tersenyum padaku. Apakah dia mengucapkan itu dengan tulus? Maksudku, aku merasa bahwa foto-fotoku saat itu tidak terlalu bagus. Aku tadi kepayahan mengambil foto karena beberapa kali terdorong oleh cewek-cewek yang berteriak dan loncat-loncat dengan antusiasi di depan panggung.
"Makasih," jawabku tiba-tiba merasa malu entah kenapa. Padahal sudah sering aku dipuji karena hasil fotoku bagus.
Edgar terkekeh, mungkin karena melihat wajahku yang tiba-tiba memerah. Kemudian dia meminta nomor ponselku dengan alasan agar aku bisa mengirim foto-foto band-nya. Dia mencoba menghubungi nomor ponsel yang kuberikan. "Itu nomorku. Kirim fotonya, ya. Aku tunggu." Kemudian dia pergi sambil melambaikan tangan padaku. Dan aku hanya membalas dengan senyuman saja. Sambil bertanya-tanya, apa yang baru saja terjadi. Apa dia benar-benar menginginkan foto-foto itu?
Aku menganggap itu hanya gurauan belaka. Jadinya aku tidak mengirim foto-foto itu padanya. Walaupun kadang aku sering kepikiran juga, apakah aku sebaiknya kirim saja atau tidak. Seminggu kemudian, ketika kelasku dan kelasnya digabungkan dalam jam pelajaran olahraga—yang mana baru itulah aku bertemu dengannya lagi, Edgar mengajakku berbicara.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Keeper
Ficção Adolescente[Paraduta Series #1] - COMPLETED Namaku Nadine. Aku anak baru di SMA Paraduta namun sudah mengetahui dan memegang rahasia beberapa orang yang cukup penting dan populer di sekolah baruku. Wanna know their secrets? Tapi jangan menyebarkan rahasia mere...