#31

490 88 5
                                    

Di Paraduta ada sebuah tradisi lain lagi, di mana akan diadakan sebuah festival sekolah sesudah ujian selesai. Kapan tepatnya ujian akhir semester berlangsung? Sekarang ini bisa dikatakan minggu ujian. Katanya ujian di sekolah ini diadakan selama hampir dua minggu. Kemudian setelah ujian, akan ada seminggu untuk perbaikan nilai dan persiapan festival. Lalu festival diadakan di hari hasil ujian keluar dan sehari sesudahnya.

Tepatnya setelah seminggu kasus Helena itu dan pemakamannya, ujian tetap berlangsung tanpa memedulikan apa yang baru saja terjadi. Sebenarnya ku rasa sekolah memang tidak peduli apapun tentang siswanya yang baru saja meninggal atau yang sudah lama meninggal. Orang-orang yang ku maksud di sini adalah para petinggi sekolah seperti kepala direktur yayasan hingga ke kepala sekolah. Bahkan ku rasa yang menempel foto Helena di mading adalah anggota OSIS yang bekerja sama dengan klub jurnalistik yang memegang akses mading. Aku mendengar jika beberapa guru seperti wali kelasnya Helena masih mengunjungi orang tua Helena. Yang mana itu bagus, menurutku. Karena orang tua Helena membutuhkan orang-orang yang bisa menyemangati dan memedulikan mereka. Aku sendiri baru saja ke rumah Helena sekitar sehari sebelum ujian dimulai bersama Bunda untuk menjenguk ibunya Helena yang katanya jatuh sakit karena kelelahan dan banyak pikiran.

Oh, ya. Mengenai festival. Festival sekolah ini bisa dikatakan seperti class meeting untuk merayakan selesainya ujian. Namun festival sekolah di SMA Paraduta ini diadakan setahun sekali, yakni tiap Desember. Dalam festival sekolah, terdapat kompetisi olahraga ringan, stand tiap kelas—di mana boleh menjual makanan, aksesoris dan lainnya—dan kadang konser yang didatangi artis ternama atau mungkin hanya diisi oleh band sekolahan. Sepertinya aku memang tidak terlalu up to date mengenai informasi-informasi sekolah. Karena anggota OSIS dan banyak siswa lainnya sudah mempersiapkan festival sekolah ini sejak tiga bulan yang lalu. Yah... mungkin karena banyak sekali hal-hal yang terjadi yang mana melibatkanku hingga membuatku terfokus pada hal-hal tersebut. Bahkan aku hampir lupa untuk tetap fokus belajar dalam menghadapi ujian. Astaga.

Ini adalah hari kelima ujian. Setelah mengumpulkan kertas ujian Bahasa Jerman, aku langsung menyambar tasku dan berjalan ke luar kelas. Ah. Hari kelima, ya. Total hari ujian adalah tujuh hari, di mana besok yang adalah hari Sabtu itu ternyata libur. Kemudian Minggu juga libur. Lalu ujian dilanjutkan hari Senin. Itu membuatku kesal. Kalau bisa ujiannya diteruskan pada Sabtu dan Minggu. Tapi mau bagaimana lagi.

Ah, ya. Aku lupa untuk mengembalikan memory card kamera klub fotografi yang kupinjam minggu lalu. Karena takut ada yang memerlukannya, jadi aku memutuskan untuk berjalan menuju ruang klub fotografi. Pintu ruangannya tidak terkunci. Sebenarnya hal ini membuatku geram. Bagaimana jika ada barang yang penting di dalam ruangan, nantinya hilang hanya karena pintu tidak terkunci? Aku sudah pernah membahas ini ke Romi dan beberapa anggota, namun mereka hanya menganggap omonganku bagaikan angin. Kata mereka, itu tidak akan terjadi.

Jadi aku meletakkan memory card di atas meja yang ada di tengah-tengah ruangan. kemudian aku mengambil foto memory card itu dengan ponselku dan mengirimkan pada grup chat klub, untuk memberitahu jika aku menaruh sesuatu di ruangan. setelah memastikan pintu tertutup dengan rapat, aku yang hendak berjalan menuju koridor malah berbalik badan. Di dekat ruang klub fotografi, terdapat sebuah dinding kosong yang sengaja dibiarkan agar dapat diisi oleh anggota klub melukis. Di dinding itu terdapat gambar sayap burung Phoenix yang terlihat gagah dengan bulu-bulu burung yang berterbangan. Aku merasa mataku baru saja melihat sesuatu yang menakjubkan. Aku tidak tahu siapa yang menggambar ini, tapi ini keren sekali. Dan aku memutuskan aku harus mengabadikan ini. Dengan kamera ponsel, aku mengambil foto beberapa kali.

"Kamu... anak klub fotografi, ya?"

Posisiku kini berjongkok karena hendak mengambil foto dengan sudut yang berbeda. Kepalaku mendongak dan menemukan seorang lelaki berdiri di sampingku. Aku menyipitkan mata untuk melihat siapa orang itu karena mataku agak silau terkena cahaya matahari.

The Secret KeeperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang