1.

1.8K 344 431
                                    

Suara gemercik hujan membangunkan seorang gadis dari tidur lelapnya. Tidak biasanya hujan turun di pagi hari, bertepatan dengan hari pertamanya masuk sekolah. Setelah beberapa minggu libur karena akhir tahun pelajaran.

Gadis itu mengerjapkan kedua matanya berkali kali, ingin rasanya menarik selimut dan melanjutkan tidurnya dengan iringan suara air hujan yang begitu teduh. Namun akhirnya gadis itu bangkit dan mulai bersiap berangkat ke sekolah.

Drrt Drrt..

Ditengah kegiatannya ponselnya berbunyi iapun langsung menjawab panggilan tersebut.

"Bangunnn!" Seketika Alya menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Gila lo!"

"Hahaha, kenapa? Lo pasti kangen, kan, sama gue?"

"Idih, pede banget lo,"

"Udah ngaku aja, yaudah sana berangkat, gih. Nanti telat lagi,"

"Heh, ini juga mau berangkat, Ar, nggak jelas lo,"

"Hahaha, iya deh iya. Sampai ketemu di sekolah, bye, sayang."

"Kumat kan lo."

Karena kesal ia langsung mematikan sambungan telepon absurt pagi itu. Setelahnya ia segera turun dan bergegas ke sekolah. "Ma, Pa, Alya berangkat dulu, ya," ucap Alya sembari mencium tangan orang tuanya.

"Biar di anter Dion aja, Al," ucap mamanya namun Alya dengan cepat menggeleng dan melangkah keluar rumah.

Entah mengapa ia begitu tidak nyaman berinteraksi dengan kakak tirinya itu. Ia masih merasa asing dengannya. Meskipun sudah satu bulan lebih mereka tinggal bersama namun tetap saja Alya masih enggan bertegur sapa dengan Dion Cakrawala.

"Kenapa segitunya sama gue?" Alya terlonjak saat suara seseorang mengejutkannya dan hampir menjatuhkan ponsel yang ada ditangannya.

Tatapannya bertemu dengan mata elang milik kakaknya itu. Namun ia segera memalingkan pandangannya dan memutus kontak mata antar keduanya.

"Gu-gue bisa berangkat sendiri."

"Yakin? Masih hujan juga," Alya menatap langit dan memang benar hujan masih turun walaupun tidak deras.

"Gua bisa naik taksi online," ucap Alya akhirnya dan berlari keluar pekarangan rumahnya.

"Aneh." gumam Dion menatap punggung Alya yang mulai menghilang.

##


Alya tengah melangkahkan kakinya dengan gontai di koridor, namun tepukan di bahunya membuat gadis itu menoleh dan mendapati Aryan tengah menatapnya, tidak lupa dengan senyum manis yang selalu membuat para kaum hawa mabuk kepayang karena itu. Beberapa detik pandangan mereka bertemu.

"Kenapa? kangen sama gue?" ucapnya dengan percaya diri.

"Apaan sih lo." Alya melanjutkan langkahnya beriringan dengan Aryan.

Aryan Mielano. Cowok dengan paras yang hampir sempurna. Memiliki kecerdasan otak yang sangat tinggi juga kepribadiannya yang menyenangkan.

Ia adalah cowok yang paling dekat dengan Alya. Banyak yang mengira jika keduanya memiliki hubungan khusus, namun kenyataannya keduanya hanya sebatas teman tidak lebih.

Pertemuan tidak sengaja ketika keduanya mendapat hukuman karena terlambat dalam mengikuti kegiatan masa orientasi tempo hari mampu membuat keduanya saling mengenal dan menjalin pertemanan hingga sekarang.

"Kok gitu sih, Al, padahal gue kangen banget sama lo," ucap Aryan tangannya terangkat merapikan rambut Alya yang sedikit basah dan berantakan.

"Sayangnya gue enggak,"

ARYAN [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang