16.

238 152 101
                                    

Malam ini gadis itu sama sekali tidak mampu memejamkan mata. Pikirannya hanya berpusat pada sosok yang ia temui di lapangan basket tadi. Secara tidak langsung ingatan akan kenangan tentang cowok itu kembali terngiang di kepalanya.

Segala pemikiran juga asumsi aneh memenuhi otaknya saat ini. Sudah beberapa cara ia lakukan untuk mengalihkan pikirannya, namun nihil tidak ada satupun yang berhasil.

Sampai getaran ponsel membuatnya terkejut. Dengan cepat ia meraih benda pipih itu dan membukanya.

085xxx
Apa kabar, Al?

Me
Siapa lo sebenernya?

Karena rasa penasarannya yang semakin kuat ia memberanikan diri untuk menanggapi pesan dari orang yang tidak di kenal tersebut. Dan seketika jantungnya berdebar hebat saat mengetahui pesan yang ia kirim langsung dia baca juga terdapat tanda bahwa dia sedang membalas sesuatu karena munculnya keterangan 'mengetik' pada roomchat itu.

085xxx
Kenapa belum tidur?

Me
Lo siapa, hah?
Dasar orang gila

085xxx
Jangan begadang, nggak baik buat kesehatan

Apa-apaan dengan orang ini, mungkin sudah kehilangan akal sehatnya. Bagaimana tidak, orang yang sama sekali tidak saling mengenal mengingatkannya tentang itu. Sungguh, memang manusia kurang kerjaan, pikirnya.

Menanggapi semua balasan itu, perasaannya semakin tidak nyaman. Seakan orang itu pernah mengenal atau bahkan sangat mengenalnya.

Me
Lo siapa?
Ada masalah apa sama gue?
Jangan beraninya main belakang lo. Dasar gila

085xxx
Tidur ya. Nanti masuk angin.

Alya lagi-lagi frustasi menghadapi orang tersebut. Tidak mendapat jawaban apapun dari semua kebingungannya dan semakin memperumit keadaan.

Alya menarik napasnya panjang lalu menhembuskannya perlahan. Seakan memberi semangat untuk dirinya sendiri.

Hufftt...

Dengan mengandalkan keberaniannya yang tersisa iapun langsung menekan tombol 'call' pada nomor tersebut. Tak lama terdengar suara berdering pada ponsel di seberang sana.

"Siapa lo?"

Alya mengernyitkan dahinya bingung karena tidak ada jawaban atau suara dari seberang sana. Padahal sambungan telepon itu masih terhubung. Apakah orang tersebut salah memencet atau bagaimana?

"Gue tanya sekali lagi, lo siapa? Gue nggak ada waktu buat ladenin orang modelan kayak lo."

"Mau lo apa, hah?"

"Jawab, jangan cuma diem aja lo,"

"Sialan, kesabaran gue habis, ya. Dasar tolol,"

"Kurang kerjaan banget gangguin hidup orang."

Alya terus mengeluarkan kata-katanya, sebisa mungkin ia berusaha menahan amarahnya. Namun, orang di seberang sana hanya bergeming tidak ada satu sahutan apapun darinya.

Alya yang sudah jengah langsung memutus sambungan itu dan mematikan ponselnya.

"Non Alya," panggil Mbok Tarti di ambang pintu.

Alya menoleh dan menghampirinya. "Iya, Mbok."

"Non Alya dipanggil nyonya di bawah."

Alya mengangguk. "Iya Mbok, bentar lagi Al turun, mau ganti baju bentar."

ARYAN [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang