"Kenapa belum siap-siap?" tanya Alya menatap Dion tajam. Sudah tinggal beberapa menit lagi bel masuk berbunyi namun cowok tersebut masih memakai kaos pendek dan celana boxernya.
Dion menatap Alya sekilas. "Gue nggak enak badan."
Dion mendudukkan pantatnya di kursi ruang makan dan mencomot roti lalu memasukkannya ke dalam mulut. Alya menatap Dion seksama, kemarin dia masih baik-baik saja kenapa sekarang tidak enak badan, pikir Alya.
"Gue anterin!" lanjutnya.
"Kalo lo sakit gimana mau bawa mobil, gue pesen ojek-...
"Bawel lo, tunggu sini gue ambil jaket dulu." Dion bangkit dan membuat Alya mengernyit bingung dengan sifat keras kepala kakaknya itu.
Jika saja bukan karena permintaan mamanya, Alya tidak mau berangkat bersama atau minta antar Dion. Alya sudah kehabisan alasan untuk menolak permintaan mamanya itu. Alhasil Dion benar-benar mengantarnya. Awalnya ia sudah menolak namun Dion tetap keukeuh untuk mengantar Alya.
"Kalo ada apa-apa jangan salahin gue, karna gue nggak maksa," peringat Alya.
"Nggak usah alay gue masih kuat." Dion mulai menghidupkan mobilnya dan segera menancap gas dengan kecepatan sedang.
##
"Bagi tugas lo dong, Al?" pinta Dikha.Alya menatap Dikha malas. "Nih," namun ia tetap menyodorkan buku tugasnya. Lain halnya dengan Aryan yang masih memainkan game di ponselnya.
"Ar, tugas bahasa lo udah selesai?"
"Belum," masih fokus dengan ponselnya.
"Ihh, nanti ada jamnya Bu Lena," ucap Alya lagi lagi-lagi mengingatkan. Pasalnya Aryan memang suka tidak mengerjakan tugas namun otaknya masih saja encer jika berhadapan dengan soal ujian atau lomba olimpiadenya. Benar saja, otak orang genius memang berbeda.
"Biarin aja elah, paling nanti dihukum buat bersihin perpus," ucapnya santai.
"Lo mah suka banget dapet hukuman, apa susahnya sih tinggal kerjain, salin punya gue juga bisa," ketus Alya.
"Masih males gue, kalo gue mau juga udah gue kerjain sambil merem tuh tugas,"
Alya berdecak kesal , sifat sombong cowok itu tidak pernah hilang. "Ck, serah lo."
Pelajaran pertama Biologi, banyak sebagian orang yang menyukai pelajaran ini termasuk Aryan, namun banyak juga yang tidak menyukainya.
"Baik, sekarang kumpulkan tugas kalian!"
Alya terlihat santai sambil merogoh tasnya, namun ia tidak menemukan buku biologinya, ia panik mengingat Bu Farah termasuk golongan guru killer di sekolahnya.
"Ada apa, Al?"
"Buku gue ketinggalan, astaga,"
"Lah, kok bisa."
"Lupa gue masukin deh kayaknya." Alya menunduk pasrah menerima hukuman yang akan ia terima.
"Siapa lagi yang belum mengumpulkan?" tanya Bu Farah
Alya mengangkat tangannya. "Sa-saya, Bu,"
"Loh, Alya kenapa tidak membuat tugas saya?"
"Hmm, ketinggalan, Bu." Tiba-tiba Aryan ikut mengangkat tangannya sesaat setelah memasukkan kembali buku ke dalam tasnya.
"Kamu juga Aryan?"
"Iya, Bu, hehe." Alya menoleh mengernyitkan dahinya bingung.
"Bukannya-...

KAMU SEDANG MEMBACA
ARYAN [ Revisi ]
Fiksi Remaja"Hmm, gua punya info penting buat lu?" Alya yang tertarik menghentikan langkahnya dan menatap Aryan penuh tanya. "Apaan?" Aryan mendekatkan wajahnya ke arah Alya "Rasa sayang gua sama lu masih sama malah makin tambah" bisiknya. Alya melotot sedang...