"Bu Sofi nggak kenal sama anak itu?"
Bu Sofia menggeleng. "Ibu sama sekali tidak mengenal Alya, dia itu cowok dan ibu nggak salah lihat, soalnya ibu lagi sibuk ngurus berkas juga."
Alya menghela napas, menghadapi peneror pesan itu saja belum sempat ia selesaikan dan sekarang sudah datang lagi masalah baru. Sungguh menyebalkan jika mendapat permasalahan dalam waktu yang bersamaan.
Dengan langkah malas ia keluar dari perpustakaan, setelah mengucapkan terima kasih pada Bu Sofia karena sempat mengganggu waktunya.
Di tengah langkahnya ponselnya bergetar, ia segera membukanya.
085xxx
Hai, temui gue di taman belakang, pulang sekolah nanti.Entah apa lagi yang orang itu rencanakan saat ini. Ia sudah begitu muak dengan apa yang ia alami selama ini.
Tanpa memikirkan lebih dalam tentang pesan itu, ia melanjutkan langkahnya menuju kantin. Dan kebetulan sudah ada Aryan dan teman lainnya sedang menikmati makanan.
"Eh, ada Alya, kemana aja lo?"
Alya mengedikkan bahu. "Biasa, ada urusan bentar."
"Eh, tadi ada yang nanyain lo."
Mendengar itu Alya menatap Dikha lekat. "Siapa?"
"Bu Agnes, katanya tugas lo yang kemarin lusa belum ngumpulin."
Alya mengangguk dan ber-oh ria. Ia menyangka jika ada tambahan masalah lagi yang datang, namun hanya soal tugas semata. Alya menghembuskan napasnya lega.
"Mau gue pesenin?" tawar Aryan yang telah selesai dengan acara makannya.
Alya menggeleng. "Gue nggak laper."
"Lah, kalo nggak laper ngapain ke sini?" timpal Dikha yang tidak sengaja menyimak percakapan dua orang di depannya itu.
"Suka-suka gue dong, emang nih kantin punya bokap lo?"
"Idih, gitu aja sewot lo."
"Gih, makan Al. Ntar lo kurus baru tahu-
"Aww-
"Eh, iya-iya. Ampun gue."
Pekikan Dikha mengundang perhatian banyak pandangan yang menimbulkan mereka menjadi pusat perhatian. Dikha yang mengaduh karena lengannya di pukul Alya dengan tenaga yang lumayan kuatnya. Dan pukulan itu tidak hanya sekali namun berkali-kali.
"Bacot lo," ketus Alya yang sudah menghentikan kegiatannya.
"Tuh, Ar, istri lo buas banget. Untung nggak memar nih bahu gue," keluh Dikha
"Kenapa jadi gue?-
"Makanya jangan cari gara-gara sama dia," bisik Aryan tepat di depan wajah Dikha.
Alya yang sudah mulai tenang lantas meneguk air mineral dan mengabaikan dua cowok yang sedang membicarakannya.
##
Sudah hampir tiga jam lebih Aryan berkutat dengan nampan di tangannya. Terlihat cekatan dalam melayani setiap pembeli yang berkunjung ke kafe tersebut.
Menjelang akhir pekan suasana kafe itu lumayan padat pengunjung. Dari pelajar, mahasiswa, sampai pembisnis yang mengadakan pertemuan penting di kafe tersebut.
Tempatnya memang tidak terlalu luas, namun karena letaknya yang cukup strategis mampu menarik banyak pengunjung hampir di setiap harinya.
Brakk...

KAMU SEDANG MEMBACA
ARYAN [ Revisi ]
Ficção Adolescente"Hmm, gua punya info penting buat lu?" Alya yang tertarik menghentikan langkahnya dan menatap Aryan penuh tanya. "Apaan?" Aryan mendekatkan wajahnya ke arah Alya "Rasa sayang gua sama lu masih sama malah makin tambah" bisiknya. Alya melotot sedang...