Karena malam yang semakin larut, keduanya memilih untuk segera pulang. Sebelum itu, makanan dua kantong kresek itu mereka bagikan pada anak-anak yang selesai acara camping itu.
Niat awal Alya ingin makan di pinggir pantai bersama Aryan. Sengaja ia beli berbagai makanan karena ia sendiri belum makan.
"Ar, kok nggak ada warung makan yang buka, ya?"
"Lo laper?"
"Iya,"
"Kenapa nggak bilang, kan bisa ambil sedikit makanan yang lo beli tadi,"
"Nggak ah, kasihan buat mereka aja."
"Yaudah, kita cari makan dulu sebelum pulang. Lo punya maag nggak pernah jaga pola makan," omel Aryan.
Alya tersenyum mendengar omelan itu. Ada sebuah rasa aneh ketika ia mendapat omelan dari cowok itu. Bukan marah atau apa malah bahagia.
"Terus, Ar,"
"Ha?"
"Terusin aja ngomelnya,"
"Kenapa-..."
"Gua seneng aja kalo lo yang ngomel, gua suka," potong gadis itu kemudian berlari menuju parkiran meninggalkan Aryan dengan senyum tipis di bibirnya.
"Oke, gua nggak akan berhenti untuk ini," ucapnya dengan yakin.
Sampailah mereka di sebuah warung makan yang entah kenapa masih buka selarut ini. Hanya ada beberapa orang di sana. Lebih di dominasi bapak-bapak dengan jaket hijau khas ojek online yang masih mengapit rokok di sela jarinya, juga dengan kopi panas di hadapan mereka.
"Syukur banget masih ada warung yang buka," ucap Alya senang.
"Nggak papa kan, makan disini?"
"Nggak papa lah, santai,"
Drrrt... Drrrt...
Ponsel Alya berbunyi, ada panggilan masuk disana.
"Siapa?" tanya Aryan.
"Anjir, si Dion."
"Angkat aja!"
"Gila lo, kalo dia ngamuk gimana?"
"Ngamuk? Jangan bilang lo nggak izin buat ke sini,"
"Emang,"
"Gila lo, Al. Bisa abis lo sama dia,"
"Ih, nggak usah nakut-nakutin gitu,"
Dengan gerakan cepat, Aryan merebut ponsel dari genggaman Alya. Ia menggeser layar untuk menjawab panggilan itu.
"Halo."
"Alya mana?"
"Ada, sama gua."
"Kalian dimana sekarang?"
"Udah otw pulang, satu jam lagi gua bawa Alya pulang."
"Oke."
Sambungan terputus pada salah satu pihak.
"Gimana? Dia omong apaan?"
"Bakal ada konsekuensinya karena lo nggak izin sama dia," bohong Aryan.
Seketika Alya melotot. "Sumpah lo?"
Aryan mengangguk sementara gadis itu menunduk lesu. Lagi-lagi ia berurusan dengan tukang perusak mood itu.
"Makanya kalo mau pergi izin dulu sama kakak lo," Aryan mengacak pelan rambut Alya yang membuat sang empu berdecak. Cowok disampingnya itu ternyata lebih sependapat dengan kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYAN [ Revisi ]
Teen Fiction"Hmm, gua punya info penting buat lu?" Alya yang tertarik menghentikan langkahnya dan menatap Aryan penuh tanya. "Apaan?" Aryan mendekatkan wajahnya ke arah Alya "Rasa sayang gua sama lu masih sama malah makin tambah" bisiknya. Alya melotot sedang...