ketika kehidupanku berubah karena seorang psikopat gila. Tak pernah ku bayangkan sebelumnya akan bertemu dengan seorang psikopat di dunia ini.
Hidupku berubah 180 derajat. Aku seperti berada di sangkar emas yang terlihat begitu indah namun sangat s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vina berjalan seorang diri menuju ruang pribadi pemilik sekolahnya. Entahlah masalah apakah yang akan ia dapatkan. Ia juga bingung, sebeb ia merasa tidak memiliki masalah selama bersekolah disini.
Ruangan itu tak pernah di masuki oleh sembarang orang. Karena di ruang pribadi itu hanya orang-orang penting saja yang bisa memasukinya.
Para murid Alexander pun tak pernah di izinkan untuk sekedar melewati atau melihat-lihat ruangan itu. Ruangan itu berada dilantai atas paling pojok sebelum tangga rooftop berada.
Vina berada di depan pintu yang terdapat tulisan Room Private, terlihat biasa-biasa saja dari luar. Apakah ini penampakan ruang yang paling dijaga oleh pihak sekolah.
Tak mau ambil pusing, Vina segera mengetok pintu itu. Ia tak mau lama-lama berada disini, tempat ini sangat sepi dan ia takut akan ada yang melihatnya berada disini.
Dengan pelan Vina mengetok pintu, hingga beberapa saat ia mendengar suara pintu terbuka.
Vina terdiam sejenak ketika melihat seorang pria dengan baju kantoran yang rapi. Apakah orang ini yang Tata ceritakan tadi pagi?.
"Silahkan masuk" Ucap orang itu membuat Vina yang melamun tersentak kaget.
Dengan langkah ragu ia memasuki ruangan itu. Begitu terkejutnya ia ketika melihat ruangan yang terlihat sangat mewah. Ia salah menilai ruangan ini dari luar, liatlah sekarang bahkan ia tak berkedip sedikitpun melihat interior ruangan ini.
"Silahkan duduk, apakah anda nona Savina?" Tanya orang yang mbukakan ia pintu.
Vina memandang orang itu yang tengah memperhatikannya dengan wajah datarnya "Iya" jawabku singkat.
"Ini titipan dari tuan muda untuk nona"katanya memberikan coklat batangan.
Vina dibuat terkejut karena mendapatkan coklat dari orang yang sama sekali tidak ia kenal. Ini aneh! Apakah ia harus waspada.
"Tuan muda meminta saat pulang sekolah anda menemuinya dan saya yang akan menjemput nona nanti" ucapnya dengan nada formal tanpa ekspresi sedikitpun.
Haya karena ini! Ia di panggil keruangan ini! Tak habis Fikri dan gak masuk Haikal menurutnya!
"Gue gak suka coklat. Gue gak mau ketemu sama dia" jawab Vina menolak dan beranjak dari tempat itu dengan membanting pintu dengan keras.
...
"Saya izin melapor. Nona tidak mau menerima coklat dari tuan dan dia juga tidak mau bertemu dengan tuan setelah pulang sekolah" ucap orang itu sedikit takut.
Ia mengeram kesal mendengar ucapan orang itu "Biar saya yang urus, pergi!"
"Saya permisi"
Lawan bicara itu beranjak dari tempat yang hanya ada sedikit cahaya. Penuh dengan darah dan berbagai macam alat yang sangat tajam.