![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jangan terlalu dipaksa belajarnya sayang, nanti baby twins kecapekan.""Iya bentar lagi selesai."
"Hm."
"Baby twins doain bunda yaa, besok bunda harus ujian, semoga nilainya memuaskan."
"Iya buna." Cicit Vina dengan senyuman.
"Mas kamu beneran gak pernah bunuh orang lagi kan?" Tanya Vina memastikan apakah Al benar-benar menepati janjinya.
"Iya." Ucap Al dengan jujur, dia memang tidak membunuh orang, ia hanya menyiksa mereka.
"Guru killer disekolah aku, kamu yang pecat?" Ketika Ia mendengar kabar bahwa guru itu tidak mengajar lagi sekolahnya.
"Iya."
"Harusnya gak perlu mas." Vina beranjak dari meja belajar menuju Al yang tengah berbaring di kasur.
Al sangat marah ketika mengetahui guru itu membentak anak dan istrinya. "Itu pantas buat dia."
"Dia juga guru aku, dia marah karena aku yang salah mas." Vina merasa bersalah dengan guru itu.
"Tetap dia yang salah!" Ucap Al telak tak ada kesempatan untuk mengelak.
"Terserah mas."
Al beranjak untuk keluar kamar, membuat Vina segera bangun juga dari tidurnya.
"Mas mau kemana!"
"Mau liat Xander."
"Ihh gak boleh! Dia genit!"
"Terserah saya!" Bentak Al.
Wajah Al seperti banyak pikiran, mungkin ada sesuatu yang terjadi di kantornya. Membuat ia tak bisa mengontrol emosi.
"Mas jangan marah, aku minta maaf." Ucap Vina masih belum ditanggapi oleh Al.
"Mas, aku ngidam!" Pekik Vina, satu-satunya cara agar Al tidak marah lagi kepadanya.
"Apa." Tanyanya dengan tatapan datar.
"Mau ikan papih." Ucap Vina mengingat waktu ia berkunjung, melihat ikan mertuanya yang lumayan besar di dalam aquarium besar.
"Ini sudah malam."
"Pokoknya maunya sekarang, kamu yang masak."
"Hm."
"Mau kemana lagi?" Ucap Vina bingung. Melihat Al tetap beranjak keluar.
"Ambil jaket."
"Jangan marah lagi." Teriak Vina Setelah itu bersiap-siap.
"Punya suami kok marah, untung ganteng." Gumam Vina.
Setelah perjalanan hampir setengah jam akhirnya mereka sampai disebuah mansion yang tak kalah megah dari kediaman mereka.
Vina berjalan dengan gembira, karena ia sangat ingin merasakan ikan yang dilihatnya kemarin. Ikan itu besar serta warna yang bagus, membuat Vina sangat ingin merasakannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXSA (END)
Teen Fictionketika kehidupanku berubah karena seorang psikopat gila. Tak pernah ku bayangkan sebelumnya akan bertemu dengan seorang psikopat di dunia ini. Hidupku berubah 180 derajat. Aku seperti berada di sangkar emas yang terlihat begitu indah namun sangat s...