--
Seorang gadis cantik sedang berjalan seorang diri tanpa melihat sekeliling. Pandangan mata terlihat kosong tanpa minat memandang sesuatu didepan sana.
Malam semakin menunjukkan keindahannya, ia terus saja berjalan tanpa arah. Malam semakin larut tak menghentikan langkahnya sedikitpun.
Tak berselang lama, matanya menatap kearah taman yang terlihat sangat sepi dan sunyi. Tanpa merasa takut ia melangkahkan kakin untuk duduk ditaman dengan memandang langit yang begitu indah.
Ia hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun. Mata cantiknya terus memandang bulan dan bintang dengan awan malam yang begitu menenangkan.
Hatinya sedang bersedih karena kedua orang tua yang tak pernah menganggapnya ada. Orang tua yang seharusnya menjadi sandaran untuk anak mereka berkeluh-kesah dan menceritakan semua tentang apa yang sudah ia lalui.
Tanpa sengaja air mata mengalir dari mata cantiknya. Ia tak bisa membendung kesedihannya. Ia iri dengan teman-teman sekolah ketika mereka pergi ke sekolah selalu diantar oleh orang tua mereka. Ia juga ingin merasakan kasih sayang kedua orang tua yang selama ini tak pernah ia dapatkan.
Bahunya bergetar hebat dengan isakan tangis yang berusaha ia redam dengan menutup wajah dengan kedua tangan. Ia menumpahkan segala yang ia pendam selama ini, membiarkan rasa sakitnya selama bertahun-tahun ini ia pendam sendirian.
Tanpa ia sadari , seseorang memperhatikan dengan tatapan mata tajam tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun. Seseorang itu terus memandang kearah gadis yang berada di tengah taman dengan sinar bulan yang menyinari gadis itu.
Wajah cantik yang terhalang oleh rambut panjang miliknya tak sedikitpun mengalahkan kecantikan gadis itu.
perkenalkan nama dia Arsyila Savina Exel ,gadis cantik yang memiliki lesung pipi saat tersenyum, tubuhnya yang tidak terlalu tinggi, tingkah laku yang tidak bisa ditebak.
Dia gadis lemah yang selalu menutupi kesedihannya dengan senyuman manis. Tak ada seorangpun tau tentang keluarganya sekalipun teman dekat.
"Huuhh.. kok gue cengeng banget sih! pake segala nangis lagi. Dikira gue cewe apaan nangis cuman karena hal sepele. Dasar cewe lemah lo!"Makinya sambil mengusap bekas air mata di wajahnya.
Ia kembali tersenyum lebih tepatnya memaksakan senyumannya. " Mau sampai kapanpun lo berharap sama mereka, gak akan pernah bakal terwujud! Lo cuman anak buangan yang tak mereka harapkan"
"Astaga! Udah jam berapa ini! Segala pake acara jalan kaki tengah malam lagi. Kalau ketemu Sugar Daddy mah gak papa ikhlas banget gue tapi kalau ketemu Mbak kunti yang lagi galau di tinggalin mas pocong gimana! Bisa bisa gue ajak pragoy tu kunti,haha" ucapnya tertawa kecil diakhir dan segera bergegas beranjak dari taman itu.
---
Mata tajam itu terus memandang orang yang berada tak jauh dari tempatnya. Orang itu terlihat sangat terburu-buru ketika ia tak sengaja memandang kearah mata tajam seseorang.
Senyum penuh arti orang itu tampilkan dengan mengeluarkan senjata kesayangannya. Satu buah belati yang sudah ia rancang sedemikian rupa dengan ukiran namanya dan juga satu buah senjata api yang memiliki timah yang sudah ia lumuri dengan racun.
Pemilik mata tajam itu melangkahkan kaki menuju kearah orang tadi pergi, kesebuah gang sempit yang ia ketahui itu adalah jalan buntu.
"Menggali kuburan sendiri,hm" batinnya begitu sedang jagan lupakan seringai ia tampilkan di wajah datarnya.
Ia sangat menikmati langkah kakinya hingga didepan sana terlihat mangsanya semakin ketakutan. Dengan sisa tenaga yang orang itu miliki berusaha memanjat tembok pembatas.
"Mau kabur,hm" ucap pemilik mata tajam dengan seringai yang sangat menyeramkan.
Mendengar suara yang begitu menyeramkan membuat ia tak mempunyai tenaga untuk sekedar melarikan diri, ia tak mempu. "Tolong! siapapun tolong!" Teriaknya sebelum orang itu semakin mendekat kearahnya.
"Tolong!"teriaknya lagi ketika orang didepannya menodongkan belatinya.
"Teruslah berteriak,saya sangat menyukainya"
"Aku salah apa,tolong lepaskan aku"mohonnya dengan menyatukan kedua tangan, ia sudah lemas tak bertenaga.
Pria itu menancapkan belatinya tepat pada tangan yang sedang memohon itu, memencet salah satu tombol pada belati.
"Sreatt.." arus listrik dari belati itu membuat orang itu kejang-kejang dibuatnya.
"Argahhh.." teriaknya kencang
"Kita mulai dari mana? Apakah saya harus memotong satu persatu jari jari tanganmu ini? Hmm Sepertinya itu terlalu biasa. Apakah saya harus mengeluarkan tulang tulang kaki dan tanganmu? Hm sepertinya ide yang bagus. Mari bersenang senang penghianat!"
"Ampuni aku"lirihnya
Belati itu menari-nari diantara kedua tangan penghianat itu, menyayat luka yang begitu dalam sehingga terlihat tulang yang berada di lengannya itu.
Darah mengucur deras dengan bau anyir yang begitu menyengat. Luka itu membuat sang penghianat itu serasa berada dineraka "Argahhh.. maafkan aku! mohon bunuh saja aku!"
"Tak akan saya biarkan kau mati dengan mudah" pria itu menarik tulang dari sela-sela luka yang telah ia buat dengan sekali sentakan. Membuat orang itu berada diambang Kematiannya karena begitu banyak kehilangan darah.
"Darahmu yang kotor ini seharusnya tak pantas mengotori tangan saya yang suci"
Napas orang itu tersegel-segal hingga tak menghembuskan nafas lagi.
"Baru begini sudah mati? Tidak asik sekali, saya baru bermain-main sedikit" ucapnya dengan wajah dibuat kecewa.
"Bereskan"ucap orang itu kepada bawahannya yang berada tak jauh dari mereka.
Mobil hitam melaju membelah jalanan yang sepi,entah apa yang membuat ia memberhentikan mobil didepan taman yang tak pernah ia liat sebelumnya. mata tajam itu menatap satu objek yang menurutnya menarik,bibirnya sedikit terangkat membentuk seringai yang cukup sulit diartikan.
"Gadis yang menarik, kau hanya milikku apapun yang saya mau pasti saya akan dapatkan, walaupun dengan cara kotor sekalipun"
"Tunggu saya My little girl, tak akan saya biarkan kau pergi dari ku sejengkal pun setelah ini. Bersenang-senang lah sebelum saya mengurungmu dalam perangkap ku"
"Kerahkan penjaga untuk menjaga gadisku, dan carilah semua informasi menyangkut tentang gadisku"
"Baik tuan" orang itu menunduk hormat.
Orang itu ialah Alexander Atymaja Brems .Pria misterius yang memiliki sifat dingin dan terkenal kejam dalam dunia gelapnya.Mata tajam yang selalu menatap tajam semua orang.
Ia tak pernah dikalahkan oleh para musuh-musuhnya karena kelicikan dan kekejamannya. Memiliki jiwa psikopat yang mendarah daging dari ia kecil. Banyak nyawa yang telah ia bunuh, ia tak memandang siapapun itu, yang mengusiknya akan menjadi mangsanya.
Ia tak pernah meninggalkan sedikitpun jejak ketika ia membunuh mangsanya. Karena itu ia tak pernah berurusan dengan para budak negara.
Sifat ambisius membuat semua apa yang dia inginkan harus tercapai. Memiliki banyak cabang perusahaan salah satu perusahaan yang terkenal adalah Alexander Company dan ia juga pemilik Alexander School ,Sekolah terbaik yang berisikan anak anak yang jenius dan pintar. Tapi tak banyak juga anak yang hanya memanfaatkan kekuasaan orang tua mereka untuk bisa sekolah di Alexander.
Jangan lupakan ia Memiliki paras yang sangat tampan dengan tubuh yang gagah. Serta tak pernah dikabarkan dekat dengan perempuan. Banyak perempuan yang berlomba-lomba untuk bisa bersanding dengannya.
Revisi
24/07/23
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXSA (END)
Teen Fictionketika kehidupanku berubah karena seorang psikopat gila. Tak pernah ku bayangkan sebelumnya akan bertemu dengan seorang psikopat di dunia ini. Hidupku berubah 180 derajat. Aku seperti berada di sangkar emas yang terlihat begitu indah namun sangat s...