6. menemukan mu

18.9K 657 4
                                        

"Pak boleh pinjam handphonenya gak, saya abis dirampok pak, saya mau telpon teman saya buat bayarin taksi ini pak"pinta Vina sedikit berbohong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pak boleh pinjam handphonenya gak, saya abis dirampok pak, saya mau telpon teman saya buat bayarin taksi ini pak"pinta Vina sedikit berbohong.Merasa kasihan pak taksi itu memberikan handphonenya.

Vina mulai mengetikkan nomor sahabatnya, panggilan pertama tidak di angkat hingga panggilan ketiga sahabatnya mengangkat telpon.

Mata Vina berbinar senang. Terdengar suara Tata yang tengah marah-marah.

"Tata" ucap Vina pelan menahan tangisnya.

"Bangsa-" umpatan Tata terhenti ketika mendengar suara yang begitu ia kenali.

"Vina? Lo Savina? Lo kenapa?"

"Ta tolong gue, gue gak bisa bayar taksi."

"Ck! Bikin gue khawatir aja lo! Ternyata gak bisa bayar taksi" ucap Tata kesal karena ia kira terjadi sesuatu kepadanya sahabatnya.

" Ta gue takut, gue kerumah lo yaa" ucap Vina sedikit bergetar ketika membayangkan wajah murka Al.

"Vi lo gak papa, gue lagi disekolah Vi lo tunggu gue izin pulang sekarang" Tata sangat khawatir karena mendengar suara Vina yang biasanya tak memperlihatkan kesedihannya, tapi baru saja ia mendengar suara Vina yang menahan tangisnya.

Air Matanya tak bisa ia bendung lagi pikirannya berkecamuk, segala ketakutan berserang dalam benaknya.

---

"Dimana gadis saya!" Teriak Al murka kepada penjaga kasir.

"Ka-ta dia pergi ke Timezone tu-an"Penjaga kasir itu bergetar ketakutan karena melihat pria itu terlihat sangat marah.

"Shitt!" Umpat Al  pergi begitu saja dari toko itu untuk segera mencari gadisnya.

Cari gadis saya! Kalau tidak ketemu! Kepala kalian saya penggal!

"Cari tau tentang keluarga atau orang yang dekat dengan gadisku, Jangan biarkan kabur dengan mudah" geram Al tertahan ketika berbicara dengan orang itu.

Al meninggalkan mall menuju mansion untuk melampiaskan kemarahannya. Kamarnya begitu sangat berantakan karena menjadi sasaran kemarahan Al.

Al mencari mangsa karena hasrat membunuh tak bisa ia kendalikan. Dengan muka yang terlihat sangat menyeramkan Al mendatagi ruang bawah tanah yang terdapat seseorang disana.

Dengan kesetanan Al menghajar orang itu tanpa ampun hingga lawannya tak berdaya sedikitpun. Ia terus saja menyayat-nyayat tubuh orang itu dengan belatinya dan motong jari tangannya.

ALEXSA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang