Di sebuah kamar yang lumayan luas terdapat seorang wanita yang sedang berbaring dengan tatapan mata yang kosong, dia adalah Vina yang tengah memikirkan sesuatu.
Drett....
Suara panggilan itu mengalihkan perhatian Vina yang sedang melamun.
"Hallo Vii." Ucap orang diseberang itu dengan sedikit ngegas.
"Kenapa Taa?"
"Lo masih hutang penjelasan sama gue yaa! kenapa lo langsung pergi gitu aja tadi?"
"Gue gak nyaman deket sama dia." Jawab Vina singkat seakan tau maksud Tata.
"Masa sih, Kava itu ganteng terus baik lagi, kenapa lo gak nyaman atau jangan-jangan lo gak nyaman setelah candaan Kava tentang manggil lo sayang." Pekik Tata terkejut.
"Gak! gue biasa aja." Vina berusaha mengelak dari tuduhan sahabatnya itu.
"Cie... kayaknya ada ngebetan baru nih." Ucap Tata merayu sahabatnya.
"Gak ya Taa." Ucap Vina sedikit kesal.
"Gue gak percaya, kalian pasti ada apa-apa. Sejak kapan lo mau dekat sama cowo heh! pagi tadi lo masuk bareng sama dia, gimana gue gak curiga coba!" Ucap Tata panjang lebar dengan tatapan mata curiga.
"Gue gak ada apa-apa sama dia Taa. Berhenti bahas dia deh!" Ucap Vina ngambek, sebenarnya ia tidak benar-benar ngambek karena ia malas membahas cowok ngeselin itu.
"Iya sorry Vii, jangan ngambek dong gue kan berjanda doang"
"Emang lo kapan nikah? sekarang udah janda aja Taa, haha" moodnya kembali, karena bisa mengusili sahabatnya yang cerewet itu.
"Iiihhh... Vinaaa." Rengek Tata dengan wajah dibuat-buat ngambek.
"Hahaha"
"Lo gak ngambek lagi kan sama gue?"
"Hemm"
"Sekarang jawab pertanyaan gue"
"Hemm, tapi gak boleh bahas cowok ngeselin itu"
"Ehkem, punya panggilan kesayangan nih ceritanya, nama dia Kava btw."
"Jangan bahas lagi taaa."
"Ck! iya deh iya." Tata mengalah.
"Oh iya, kan, lo waktu istirahat tadi mau bilang sesuatu sama gue, bilang sekarang aja"
"Hemmm,nanti aja deh gak baik bicarain ini ditelpon, besok aja, sampai jumpa besok taa, gue tutup yaa." Ucap Vina cepat ia seakan belum berani untuk mengungkapkan rahasianya kepada sahabatnya itu
"Ehh gue belu-"
Tut....
"Hush ... Bagaimanapun caranya besok harus tetap bilang yang sebenarnya sama Tata."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXSA (END)
Teen Fictionketika kehidupanku berubah karena seorang psikopat gila. Tak pernah ku bayangkan sebelumnya akan bertemu dengan seorang psikopat di dunia ini. Hidupku berubah 180 derajat. Aku seperti berada di sangkar emas yang terlihat begitu indah namun sangat s...