19. hukuman

11.2K 362 2
                                    

Diruangan yang terlihat seperti markas itu, seseorang tengah memperhatikan layar yang menyala didepannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diruangan yang terlihat seperti markas itu, seseorang tengah memperhatikan layar yang menyala didepannya.

Dengan wajah yang sudah memerah, rahang yang mengeras, tatapan tajam seperti hundusan pedang yang siap menyerang, menimbulkan seringai yang sangat menyeramkan.

"Siapkan pesawat sekarang!" Ucap orang itu, siapa lagi kalau bukan Alexander si pemilik sikap dingin bak kulkas berjalan.

"Tapi tuan musuh masih belum menyerah, apakah tuan tetap akan pulang sekarang." Tanya bawahannya itu hati-hati.

"Brakk..." Suara monitor yang dibanting keras itu membuat bawahannya terdiam dan langsung menjauh dari tuan mudanya.

"Sa-say-a akan siapkan segera." Ucap bawahannya sebut saja Devan dengan raut takutnya.

"Kamu harus mendapatkan hukuman baby." Gumamnya penuh dengan seringai.

"Eric jangan biarkan gadis saya pergi dari mansion dan untuk laki-laki itu, seperti biasa!" Ucap Al dengan nada yang mengimindasi lawan bicaranya.

"Baik tuan." Eric terlalu sering menghadapi tuannya yang tidak bisa mengendalikan emosi.

---

Vina yang sedang membolos itu hanya bisa guling-guling di tempat tidur dengan sesekali mengumpati cowok ngeselin itu.

Bisa-bisanya dia membuat ia membolos seperti sekarang. Bagaimana jika Al mengetahui ia membolos seperti ini, apakah ia akan marah seperti kedua orang tuanya itu.

Vina hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi kedepannya, pikirannya berkecamuk memikirkan konsekuensi kedepannya, kerena ia telah melanggar perintah suaminya untuk tidak mendekati laki-laki.

"Arghhh... gue takut banget lagi, kalau sampai ketahuan mas Al kalau gue bonceng sama cowok ngeselin itu, bisa abis gue!"

"Okeh, lo harus tenang Vi gak boleh cemas." gumam Vina menenangkan diri.

"Arghhh, gak bisa!" kemungkinan-kemungkinan itu gak bisa berhenti di pikirannya.

"Hemm, gue ke supermarket aja lah dari pada overtingking  terus." Vina langsung bersiap-siap menuju supermarket yang tidak jauh dari mansion Al.

Baru saja Vina menginjakkan kaki diruang tamu ia sudah dihalangi oleh asisten Al yang tak lain adalah Eric. Eric itu sama dinginnya seperti mas Al tapi lebih baik Eric karena ia kadang sedikit ramah.

"Nona mau kemana?" Tanya Eric ketika melihat penampilan nona mudanya yang terlihat rapih.

"Mau ke supermarket bentar, oh iya apa mobil saya sudah kamu urus." Tanya Vina ketika mengingat mobilnya ia biarkan begitu saja.

ALEXSA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang