20. seblak

11.4K 362 9
                                    

Belati itu perlahan menyentuh perut rata milik Vina, dengan perlahan tapi pasti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Belati itu perlahan menyentuh perut rata milik Vina, dengan perlahan tapi pasti. Luka yang di ciptakan Al mengeluarkan darah segar.

"Srett...."

"Hiks... hiks... M-mas aku min-ta maaf." Gumam Vina yang sedang terbaring di tempat tidur dengan tatapan penuh penyesalan.

"Diam!" Bentak Al membuat Vina semakin ketakutan.

"Hiks... Hiks... Mass... " Vina tak bisa melawan karena kedua  tangannya dipegang sangat erat oleh Al, kedua kakinya lemas tak bertenaga.

"Srett..."

"Srett..."

"Arghhh..." Pekik Vina yang mulai tak bisa menahan sakitnya.

"Kau sudah menyadari kesalahan mu baby." Tanya Al dengan mata yang sangat tajam.

"Hiks... Ak-u mi-nta ma hikss... -af."

"Diam dan nikmati hukumanmu!" Bisik Al di telinga Vina yang sedang menangis tersedu-sedu.

"Srett..."

"Srett..."

"Srett..."

"Arghhh... Henti-kan Mas!"

"Sedikit lagi baby!"

"Hiks... Hiksss... Hikss..."

Al yang sudah selesai dengan belatinya lalu beralih memandang istrinya itu dengan senyuman puasnya, lukisan yang sangat indah tercipta di perut rata milik istrinya dengan darah yang mengalir, ia sangat-sangat menyukainya.

Al memandang Vina setelah itu mengarahkan wajahnya kearah perut Vina yang berdarah, ia mencium perut rata itu yang berlumuran darah itu dengan bibirnya.

Vina yang merasakan itu terdiam sejenak benda kenyal dan dingin itu membuat ia merasa tidak habis pikir pada suaminya ini.

Cup...

"Darahmu sagat harum baby." Gumam Al dengan senyuman yang berlumur darah penuh kemenangan.

Al langsung melepaskan tangannya dan beranjak dari tempat tidur menuju lemari untuk menggambil kontak obat, ia masih memiliki sifat kemanusiaan untuk istri tercintanya itu.

"Gue kesel sama lo Al, kalau cinta itu jangan dilukain dong , jaga baik-baik istrinya." Omel Author.

Vina yang sudah mulai meredakan tangisannya itu memperhatikan gerak-gerik yang pria itu lakukan.

Dari menggambil kontak sampai sekarang ia mengobati luka yang di perbuatnya itu dengan telaten.

Sekarang dengan santainya ia merebahkan diri dan memeluknya dengan posesif seakan tak pernah terjadi apapun sebelumnya.

ALEXSA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang