ketika kehidupanku berubah karena seorang psikopat gila. Tak pernah ku bayangkan sebelumnya akan bertemu dengan seorang psikopat di dunia ini.
Hidupku berubah 180 derajat. Aku seperti berada di sangkar emas yang terlihat begitu indah namun sangat s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu itu bagaikan berlian yang harus selalu aku jaga
-Alexander Atymaja Brems-
Sudah satu bulan berlalu, Vina masih saja mendapatkan teror pesan itu. Tak ada yang beda hanya saja terkadang ia juga mendapatkan teror berupa seseorang yang selalu mengikutinya walaupun itu hanya sekilas bayangan saja.
Tapi Vina bukan wanita bodoh yang tak mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya saat ini.
Vina yang terus saja mempertahankan keterdiamannya untuk masalah yang ia hadapi, yang menyebabkan ia begitu banyak pikiran. Sungguh berat sekali masalah yang dia hadapi sekarang ini.
Al yang pergi keluar negeri untuk mengurusi pekerjaan kantornya membuat ia sedikit gusar karena takut sesuatu akan terjadi kedepannya, pikirannya berkecamuk memikirkan segala macam kemungkinan.
Ditempat lain terdapat seorang yang tengah berbicara dengan suara yang lembut tetapi menyuratkan ketajaman di setiap katanya.
Orang itu terlihat sangat tenang tetapi hatinya sangat ingin wanita parasit yang merebut miliknya itu segera musnah dari muka bumi.
"Laksanakan sekarang! Parasit itu sudah terlalu tenang untuk satu bulan ini!" Ucapnya dengan tatapan penuh dendam dan dengan senyum penuh arti.
"Baik bos."
"Sebentar lagi dia akan menjadi milik saya." Ucapnya tersenyum kemenangan.
---
Vina sekarang berada di taman, ditemani oleh beberapa orang yang menjaganya walau dari jauh tetap saja kehadiran mereka membuat Vina sedikit tak nyaman.
Vina berusaha tak memperdulikan mereka, ia memperhatikan objek didepannya, terdapat dua orang anak kecil yang sedang asik bermain.
Vina menjadi tidak sabar untuk menunggu kehadiran baby Al untuk bisa bermain seperti mereka.
Vina tak menyadari bahwa orang yang menjaganya sekarang mulai berjatuhan. Ia tetap asyik memperhatikan dua orang anak kecil itu dengan sesekali mengelus perutnya yang sedikit membuncit.
"Hupshhh...." Vina memberontak ketika ada seseorang yang membekap mulutnya dengan sapu tangan yang dituangkan obat bius, membuat kesadarannya menghilang.
Ponsel yang terletak di bangku taman itu berdering cukup kencang, panggilan dari Mas Paksu yang tertera disana.
Berkali-kali bunyi deringan ponsel itu mengalihkan perhatian seseorang yang baru saja berada ditaman itu.