XI : Kasus Ketiga

707 150 7
                                    

Sharley membolak-balikkan buku dengan bosan. Ini sudah satu jam lebih dia menghabiskan waktu di perpustakaan pribadinya yang dibangun atas perintah Rezvon, dan dia sudah menyelesaikan setengah isi buku setebal 700 halaman ini.

Buku yang dibaca Sharley adalah buku tentang biologi dan fisika. Buku ini edisi terbatas, hanya dijual 10 saja di seluruh negeri. Begitu rilis, Rezvon langsung memburunya guna dijadikan hadiah yang ditempatkan di perpustakaan. Sharley tak tahu darimana Rezvon mendapatkannya, mungkin dari pasar gelap atau dia menyogok sang penulis. Sharley penasaran dan Rezvon tak pernah mengungkapkankannya. Atau mungkin tak berani.

Yang jadi pertanyaan adalah, bagaimana Rezvon bisa mengumpulkan banyak buku-buku edisi terbatas? Jumlahnya mencapai lima belas buku, disimpan dalam kotak kaca terkunci yang kuncinya disimpan oleh Sharley. Rezvon berkata saat mereka melihat perpustakaan yang baru jadi itu.

"Lihat, putriku, kau memiliki banyak buku edisi terbatas dalam perpustakaanmu! Bagaimana?"

"Keren nian. Papa menghabiskan berapa banyak uang untuk itu? 200 juta koin emas?"

"Eehhmmmm, kira-kira segitu. Tapi tak apa, harta pribadiku tak kalah saing dengan harta kerajaan. Kau tak perlu khawatir, aku tak melakukan korupsi atau apapun. Uang yang kugunakan 100% milikku sendiri."

Setelah itu, Sharley pingsan. Betulan, tidak main-main. 200  juta emas adalah angka yang sangat fantastis. Bisa digunakan untuk membangun museum, membeli berhektar-hektar tanah, biaya hidup setahun bangsawan, atau lain-lain. Dan Rezvon Clarrie Alerian menghabiskan uang sebanyak itu untuk membeli 15 buku edisi terbatas!

Izinkan Sharley menggali kuburan ibunya, menangis di sana, dan berpuitis. Itu hampir saja dilakukannya dulu. Untung tak jadi, tapi dia menghujani Rezvon dengan omelan dua hari penuh. Saat itu akademi diliburkan tiga hari, jadi Sharley bisa berkunjung ke istana walau sebentar.

Asher duduk di kusen jendela dengan gaya sok cool. Padahal posisinya saat ini cukup berbahaya, tapi dia biasa-biasa saja. Pangeran yang bertingkah layaknya bocah berandalan, Sharley akan mengingatnya seumur hidup karena ini kejadian langka. Dan semoga saja tak ada yang menyadari Asher di situ.

Asher membalik-balikkan buku edisi terbatas keenam milik Sharley, yang berisi isu dan masalah politik antar kerajaan yang juga menyinggung masa lalu. Tadi dia duduk di kursi seberang Sharley, kemudian pindah ke kusen jendela. Kakinya dibiarkan menggantung. "Renea Vilita, dia benar-benar sulit dimengerti," komentarnya.

Sharley mendongak. "Kenapa?"

"Bukan apa-apa. Hanya saja, aku tak habis pikir kenapa dia sangat sombong. Leluhurmu pastilah memiliki kesabaran tingkat tinggi supaya menghadapi tingkah Renea. Tiga tahun berselang sejak dia menjadi ratu, dia berusaha merebut kuil dewa di Kerajaan Mane dan mengibarkan bendera perang. Kuil itu konon kuil paling suci, dan kuil itu berdiri bahkan sebelum Negeri Hyacintho terbentuk! Orang-orang prasejarah membangunnya, kemudian dewa menjadikannya sebagai kuil paling suci. Dari sanalah, pendeta-pendeta agung paling banyak. Yah, meskipun dulu baru dua orang saja, sih."

Sharley tak menyembah dewa, tapi dia mendengarkan dengan khidmat. Dia sudah tahu cerita itu, kuil yang jadi bahan perebutan. Renea ingin menguasainya supaya wilayah kekuasaannya tambah luas. Dengan kuil paling suci, Renea bisa memanfaatkannya untuk menghasilkan pendeta-pendeta berbakat supaya kerajaannya diakui sebagai kerajaan kuat.

Tanpa sadar, Sharley menggertak gigi. Dasar wanita serakah. Kuil itu baru permulaan saja, selanjutnya dia memperlebar wilayah kekuasaan dengan berusaha mencaplok wilayah kekuasaan kerajaan lain yang padahal sudah dibagi rata, karena tak puas. Untungnya para leluhur berhasil memadamkan peperangan. Kalau aku di sana saat itu, mungkin aku sudah mencekikmu, Renea. Masa bodoh tentang hukuman gantung.

The Eternal Country (2):  The Secret's of the Hatrany (√) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang