XVIII : Pesta Teh Mengesalkan

552 128 9
                                    

"Selamat datang, Tuan Putri Sharley." Omara membungkukkan badan, diikuti dengan nona bangsawan lain. Sharley mengangguk seadanya, kemudian memperhatikan taman kaca. Atap taman tentu saja berupa kaca bening mengkilap yang mungkin seminggu sekali dibersihkan. Berbagai jenis bunga bertebaran, ada yang berupa kuncup ada juga yang sudah mekar.

Mawar, anggrek, tulip, matahari, bakung, bugenvil, ghost orchid, middlemist camelia, lotus, dan lain-lain. Di tengah taman, ada air mancur berisi ikan-ikan tapi tak ada teratai. Sementara meja untuk pesta minum teh berada di bawah pohon ek. Sajiannya sudah ada di situ, berbagai jenis kue.

Omara cantik, Sharley mengakuinya. Berambut hitam kecoklatan dan warna mata emas. Tubuhnya mungil, memberi kesan kalau dia mudah celaka bahkan jika cuma disenggol. Tingginya hanya sebahu Sharley, jadi dia pendek. Pakaiannya –– ya ampun! –– heboh sekali seolah dia hendak ke pesta nikahan. Gaun sangat mengembang, berenda, memakai sarung tangan, dan perhiasan yang berkilauan semua.

Sharley saja cuma menggunakan kalung safir dan pita biru yang mengikat sejumput rambutnya yang digerai. Buaya betina sejak dini, batin Sharley. Floretta pun mati-matian menahan kerut kening karena tampilan menor Omara.

Tamu yang datang ada sekitar lima. Sharley belum pernah melihat wajah mereka semua, jadi mending dia jangan asal menyebut nama. "Saya tak menyangka Anda akan datang," tutur Omara.

Suaranya jelas dilembut-lembutkan.

"Begitulah, Nona."

"Tuan Putri, Elf di samping Anda itu siapa?" tanya nona bangsawan vampir dilihat dari taring tajamnya.

"Perkenalkan, saya pendamping sekaligus teman Tuan Putri, nama saya Floretta Ophelie." Floretta membungkuk kikuk karena tak terbiasa bertingkah ala bangsawan. Tata krama yang minim, semoga tak membuat Floretta diejek.

Nona bangsawan berambut pink, mengipasi wajahnya. "Ophelie, saya belum pernah mendengar nama bangsawan tersebut. Ah, apa jangan-jangan Anda petualang?"

"Benar, Nona. Saya memang bukan bangsawan, tapi Tuan Putri baik hati menerima saya sebagai temannya. Jika saya melakukan kesalahan, saya mohon bantuannya."

"Tentu, Nona Floretta. Nah, ayo kita duduk." Omara membimbing mereka ke tempat duduk. Sharley dan Floretta duduk berdampingan, Omara tepat di depan Floretta dengan senyum menyilaukan sampai-sampai sepertinya Sharley membutuhkan kacamata.

Para pelayan datang, menuangkan teh ke cangkir masing-masing. Sharley diam saja, memperhatikan sajian kue dengan setengah minat. Ini baru permulaan.

Omara mengangkat cangkir teh. "Teh pertama adalah teh chamomile. Selamat menikmati."

Nona bangsawan menyeruput teh tanpa suara. Aroma semerbak menguar ke hidung, lidah Sharley dimanjakan rasa teh yang khas. Tapi meski sudah meminumnya pun, Sharley tak merasa tenang. Beban memberati bahu dan firasat buruk merongrong dadanya. Meninggalkan teh chamomile, Sharley beralih ke kukis. Kue itu lembut di mulutnya, mengirim rasa manis sekadar.

Floretta memakan macaron dengan gugup yang berusaha ditutupi. Dia satu-satunya bukan dari kalangan bangsawan, makanya menjadi pusat perhatian.

"Nona Omara, saya dengar Anda memiliki pacar baru. Dan pacar itu adalah Elf pemburu terkenal. Ah, siapa namanya? Saya lupa." Nona bangsawan vampir bertanya, membuka obrolan sambil meminum segelas darah sapi segar yang disediakan khusus mengingat hanya dia yang vampir di sini.

Omara terkekeh, pura-pura tersipu malu. "Namanya Pelltar, dia sangat menawan dan tampan. Saya benar-benar jatuh cinta padanya."

Rasanya Sharley bisa mendengar semua tamu undangan membatin 'Cuih, jatuh cinta apanya? Baru sebulan pasti sudah putus.' dengan wajah yang berusaha dibuat senormal mungkin. Sharley setuju dengan mereka, tanpa sadar mengangguk-angguk.

The Eternal Country (2):  The Secret's of the Hatrany (√) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang