XXXV : Rie dan Valerie

530 120 4
                                    

Ia menjeblak gerbang sampai terbuka dengan susah payah karena bobot gerbang yang beratnya minta ampun. Dua penjaga menolehkan kepala pada mereka. Sharley melihat Valerie yang terkejut dengan keberadaannya di sini. Sharley menjilat bibir dengan gugup, ia tak boleh menimbulkan keributan di sini.

"Tuan Putri Sharley!" pekik penjaga yang menodongkan pedang. Sharley melotot padanya, seketika rekan penjaga itu menyodok perut penjaga pertama.

"Maaf atas ketidaksopanan rekan saya. Kami memberi hormat pada bintang pertama Kerajaan Noctis, putri Yang Mulia Rezvon," salam penjaga kedua.

"Kalian tak perlu mengancam untuk membunuhnya. Biar aku saja yang urus," kata Sharley yakin. Ia terlihat seperti remaja angkuh tapi anggun, bukan remaja penuh belas kasihan yang bahkan mengizinkan rivalnya masuk ke rumahnya karena jatuh dari skuter.

Dua penjaga tampak tercengang. Valerie membisikkan nama Sharley, Sharley meletakkan telunjuk di atas bibir. Isyarat untuk diam. Valerie langsung menurut, mulutnya terbungkam rapat. Tapi tatapan kekhawatiran tampak jelas di wajah penuh corengnya.

"Tuan Putri, Anda tak perlu bersusah-payah. Kami takkan membiarkan pengemis ini menyentuh Anda," ujar penjaga kedua.

Pengemis? Ah, benar. Semua Hatrany telah diambil oleh Rie. Tapi kenapa dia di sini? Gawat, aku lupa satu hal. Hatrany 'kan pikirannya dikuasi Rie, jangan-jangan dia –– Sharley memincingkan mata pada Valerie. Valerie tak mengirim seringai atau semacamnya, mata kelabunya menatap sendu.

Bak ada batu yang menimpa kepala Sharley. Ia melirik Asher dan Cleon, dan mereka berdua sama terkejutnya. Mereka memunculkan senjata berupa busur serta panah dan katana. Melihat perubahan itu, dua penjaga malah ikut-ikutan mengeluarkan senjata. Sharley praktis bertangan kosong.

Valerie memelesat secepat kilat, meski kecepatannya tak menyamai vampir. Tangannya yang kurus mencengkeram lengan Sharley, kuku-kuku tajamnya menyakiti kulit si putri. Keempat lelaki memekik, dua penjaga refleks menodongkan pedang.

Tapi sayangnya, gerakan mereka kurang cepat.

Saat Sharley masih terkejut, Valerie menggunakan teleportasi. Mereka seolah tersedot ke udara, menyisakan empat lelaki yang melongo. Cleon meraung, Asher mengumpat keras.

"Cleon, lacak Sharley dengan indra penciumanmu!" teriak Asher.

Sharley beserta Valerie muncul di tempat –– ehm, sebenarnya Sharley tak tahu ini dimana. Pepohonan tumbuh dengan terawat dan masing-masing berjarak sekitar satu meter. Kicau burung terdengar di dahan-dahan pohon yang menjulang tinggi. Tanaman elderberry tumbuh rimbun di sela-sela pepohonan. Kali kecil mengalir dari arah elatan ke arah barat, dalamnya hanya diisi ikan-ikan mungil dan kecebong. Seekor tupai menghindar ketika mereka tiba-tiba muncul. Berarti ini semacam perkebunan, tapi Sharley tak tahu lebih tepatnya keberadaan mereka.

Seseorang mendorong Sharley, sekejap ia menghantam tanah lembab –– mungkin karena pohon-pohon baru disiram. Lengannya sakit dan membekas. Ia menengadah, bertatapan dengan Valerie.

"Kau, Rie, aku tahu kau di sana," ucap Sharley sambil berdiri tegak. Sepatu heels menyulitkannya berdiri di tanah terjal. Valerie mengeluarkan sebilah belati ramping dari balik celana dan mengaliri nya dengan sihir petir. Tapi bukan tatapan menghina yang didapat Sharley, melainkan tatapan keraguan.

Situasi ini membingungkannya.

"Tidak ada Rie, hanya aku."

The Eternal Country (2):  The Secret's of the Hatrany (√) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang