XLVI : Tunggu Nanti (Finish)

784 145 29
                                    

Rie yang kaki dan tangannya dirantai dimasukkan ke tengah lingkaran sihir. Dia telah dibius supaya tidak melawan, sekarang kesadarannya cuma setengah karena ketahanan tubuh pada obat bius. Tapi bahkan tubuhnya tak bisa menangkis biusan sepenuhnya.

Rielvaz melirik adiknya. Valerie bersembunyi di belakang Sharley, badannya gemetar ketakutan. Sharley menatap galak pada Rie. Rie menyeringai di tengah-tengah setengah kesadarannya, bibirnya berkomat-kamit tak jelas.

Para pendeta mengelilingi lingkaran, cahaya terang emas menyala ketika mereka merapalkan doa-doa. Artefak sihir menyalurkan kekuatan ke lingkaran. Angin sepoi-sepoi berpusing, melayangkan rambut ungu hasil catan Rie. Atmosfer tegang menguar ke sekeliling, para prajurit siap siaga dengan senjata di pinggang. Sharley tanpa sadar menahan napas.

Cahaya emas seolah terserap ke tubuh Rie. Rie berteriak lemah, badannya tak sanggup meronta-ronta. Para pendeta terus merapalkan doa, kali ini lebih cepat. Sharley tak tahu apa yang mereka ucapkan karena dia bukan penganut dewa. Dia menatap pada patung dewa yang malah memelototi Rie seolah sangat marah dengan ulah wanita itu.

Cahaya semakin terang. Air mata dewa dicipratkan ke dalam lingkaran, Rie berteriak kesakitan. Seluruh sihir hitamnya disedot, itu menjadikannya demikian tersiksa. Karena sihir hitam adalah bagian dari dirinya, bisa dibilang sebagai jantung kedua. Cipratan air mata dewa membuatnya seperti ditumpahi air panas. Setiap napas yang ditarik seolah menjadi racun yang merusak organ pernapasan. Kulitnya seakan melepuh dan darahnya menggerojok deras. Cahaya emas membutakan pandangannya. Tapi Rie sedikit melihat atap kaca berkubah.

Setiap sihir hitam yang pernah dirapalkan Rie perlahan memudar. Kabut hitam tampak keluar, kemudian ditelan oleh cahaya emas. Kabut itu sangat banyak, membuat para bangsawan berbisik-bisik kaget. Sharley membuka-tutup kipasnya dengan tak sabar.

Proses itu berjalan sekitar lima menit sampai sihir hitam pada Rie musnah sepenuhnya. Cahaya menghilang, Rie pingsan di tengah-tengah penyucian. Prajurit membawanya ke pinggir, sementara pendeta membersihkan tempat penyucian sekaligus menghapus lingkaran sihir.

Ilnori, sang panglima, mendekati Virgil. Dia menunduk. "Baginda, persiapan eksekusi telah selesai."

"Bagaimana dengan para mata-mata Rie? Apa kalian sudah menangkap sebagian dari mereka di kerajaan ini?"

"Masih belum, Baginda. Tapi kami akan mengusahakan menangkap semua secepatnya. Surat resmi telah sampai di tiga kerajaan lain, mereka juga akan menangkap mata-mata Rielvaz. Dan mungkin pertemuan penting akan diselenggarakan untuk waktu dekat," jelas Ilnori. Dia berkali-kali lebih sibuk dibanding hari biasanya. Tapi dia senang karena permasalahan Rie telah selesai. Dia malah lebih senang lagi terlibat dalam pertarungan di pantai Ocelama.

Sharley merenung. Dia tak tahu seberapa banyak mata-mata Rie di seisi negeri, tapi jumlahnya jelas tak hanya sedikit. Selain mata-mata berdarah Hatrany, masih ada mata-mata lain yang menyerahkan diri pada Rie setelah dibisik-bisiki tahta dan harta yang melimpah jika Rie berhasil menguasai seisi negeri.

Contohnya bangsawan mata duitan yang tertangkap basah oleh Sharley. Sekarang bangsawan itu sudah mendekam dalam penjara dan besok akan dieksekusi karena melakukan korupsi dengan jumlah yang fantastis. Hukuman mata-mata Rie bervariasi. Tergantung dari berapa banyak kesalahan yang mereka lakukan.

"Baiklah, tunggu sampai dia sadar kemudian bawa ke alun-alun kota bersama Lyme. Orang-orang sudah menunggu di sana, ya?" kata Virgil. "Sudah, mereka berkerumun seperti mau melihat festival. Tapi mereka tak terlihat sesenang itu karena fakta bahwa Hatrany diciptakan oleh Rie telah tersebar. Belum lagi dengan pembantaian yang dilakukan Hatrany belum lama ini."

"Iyah, tapi sekarang 'kan mereka mengerti kalau Hatrany tidak bersalah apapun dan orang-orang malah memperlakukan mereka setara dengan binatang –– atau bahkan lebih dari itu. Sekarang, kita haruslah menghapus sistem kasta menyusahkan ini," ujar Rezvon. Yang lain mengangguk setuju.

The Eternal Country (2):  The Secret's of the Hatrany (√) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang