XLIV : Penyihir yang Membuat Orang Tuanya Mati

495 108 1
                                    

"Kalian ... bagaimana bisa?" kata Valerie. Dia menggenggam besi kerangkeng, tersenyum yang semata-mata menyebabkan darah mengalir dari bibir pecah-pecahnya. Cleon mengaing, terlampau kaget.

Asher bergegas meraup kesadarannya seperti berenang ke permukaan air. Dia bangkit berdiri, berjalan pelan menghampiri Valerie. Cleon mencari-cari kunci gembok di sekeliling ruangan. Asher berhadapan dengan Valerie, tangannya menyentuh besi berkarat. Valerie diletakkan dalam kerangkeng berkarat begini entah berapa lama. Tapi efeknya sangat tak bagus untuk kesehatan. Meski karatannya belum banyak.

Sejak dulu, Asher tak menaruh percaya pada Valerie. Valerie sangat mencurigakan menurutnya dan itu didukung dengan bukti-bukti seperti hilangnya Valerie di waktu Rie melakukan percobaan pembunuhan, Tuan Filkey yang menjadi gila setelah menghilangnya, dan kejadian Valerie berusaha membunuh Sharley. Tapi setelah melihatnya semengenaskan begini, Asher menjadi tak tega.

"Kondisimu sangat memprihatinkan," celutuk Asher. Cleon kembali membawa kunci gembok di mulut, Asher mengambilnya. "Yah, begitulah."

Asher memasukkan kunci ke dalam gembok. Dia menahan gerakannya sebentar. Mendadak, dada dan kepalanya sakit. Sesuatu perlahan hancur dari dalam kepalanya, tapi Asher tak tahu apa itu. Napasnya tercekat. Sesuatu yang besar mengganjal di tenggorokannya, tapi dia berusaha bersuara. "Apa hubunganmu dengan Rie?"

Cleon mengaing, ia merasakan apa yang dirasakan Asher. Ia duduk di lantai berbatu, memejamkan mata dan berharap sakitnya berkurang. Valerie yang terbiasa dengan rasa sakit, sakit yang sama dengan Cleon dan Asher membuatnya tak terpengaruh.

"Kami ... aku tak bisa mengatakannya. Kalian pergilah sekarang, tak perlu susah-susah menyelamatkanku." Valerie merosot ke lantai, kelihatan tak punya semangat hidup. Asher memegangi kepalanya yang makin sakit tiap detik. Dia menumpukan badan ke besi kerangkeng.

"Apa kau tahu pertarungan di luar sana?" tuturnya. Valerie menggeleng. "Di sini kedap suara dan hanya ada ventilasi dan satu pintu, aku tak tahu apa yang terjadi. Pertarungan? Jangan bilang kalian nekat melawan Rie? Apa kalian tak tahu seberapa bahayanya dia?"

Hhmm, jadi dia tak tahu aku terkurung semalaman di sini, batin Asher. Dia melambaikan tangan. Pandangannya mulai mengabur. "Tentu saja kami tahu, tapi kami telah menyiapkan hadiah yang sangat hebat untuk Rie. Dia pasti sangat terkejut."

"Hadiah apa yang kau maksud?" Valerie melongok penasaran, tapi mendadak dia pingsan.

Asher tak sanggup menjawab. Kesadaran telah direnggut darinya, dia ambruk ke perut Cleon yang pingsan lebih dulu. Di bawah alam sadar mereka, kekuatan yang dikunci menghambur keluar. Mengisi setiap sel-sel darah, menjadikan jantung berdetak sedikit kencang, tenaga memulih. Kekuatan yang membanjiri mereka terasa menyenangkan. Tapi bau busuk menyengat malah mengotori hidung mereka.

🌙🌙🌙

Sharley dan Rezvon masuk ke sebuah rumah yang ditunjuk oleh Hatrany tadi. Rumah ini telah dimodifikasi oleh Rie sebagai tempat pembuatan ramuan-ramuan dan ritual yang akan dilaksanakan. Bahan-bahan ramuan seperti tanaman herbal, bulu kucing, buku jari naga, serbuk tulang, air liur Orc, sisik-sisik ikan, dan lain sebagainya.

Mereka menyusuri rumah, memanggil-manggil Cleon dan Asher. Sharley berusaha mengabaikan bau darah yang entah darimana asalnya. Di satu sisi, Rezvon kelihatan tak terlalu terusik karenanya.

Mereka memasuki sebuah ruangan, Sharley melihat kedua temannya tergeletak di lantai. Dia tahu alasannya, jadi tidak kaget. Tapi yang membuatnya kaget adalah sosok di dalam kerangkeng yang lebih kecil dibanding kerangkeng Griffin. Di sana, terdapat teman Hatranynya dalam keadaan menyedihkan dan pingsan.

The Eternal Country (2):  The Secret's of the Hatrany (√) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang